Ada beberapa peristiwa yang aku catat dalam organizerku, yang pertama aku kehilangan ibuku tanggal 5 februari 2007. Aku harus kembali lagi ke Jakarta, padahal baru saja tanggal 15 Januari aku balik ke siantar setelah merayakan tahun baru yang terakhir. Masih kuingat perjalanan yang begitu jauh dan menyedihkan sepanjang siantar-medan-jakarta, ditengah kondisi penerbangan di Indonesia yang amburadul. Saat itu masyarakat masih trauma dengan hilangnya pesawat adam air jurusan surbaya-menado di kawasan sekitar Makasar.
Aku berangkat sendiri mendahului keluargaku. Tak putus-putusnya aku berdoa agar rombongan keluarga dari Sumatra tiba dengan selamat di Jakarta. Saat itu pula Jakarta sedang kacau karena dilanda banjir besar-besaran. Masih kuingat bis bandara yang kunaiki melewati genangan air setinggi 50 cm di depan Citraland menuju RS Dharmais-tempat ibuku disemayamkan karena tidak praktis jika dilakukan di rumah. Dari atas jembatan tol aku bergidik menengok perahu karet tim sar sedang beroperasi di bawah sana, gelap, dingin dan sepi.
Thank God upacara adat dan pemakaman berjalan dengan indah dan lancar. Baru kusadari bahwa orang mati perlu menjalani proses penghantaran kemuliaan yang cukup rumit namun bisa disederhanakan dengan kesepakatan bersama. Aku bangga sebagai anak dilahirkan dari keluarga sederhana namun terhormat. Sama halnya dengan Bapak ku yang meninggal juni 1994, Ibuku menjalani proses upacara kematian (upacara penghormatan) yang bermakna dan memberi berkat. Orangtua ku termasuk manusia-manusia baik yang layak dijadikan contoh semasa hidupnya. Meminjam istilah alof-“telah memenangkan pertandingan dengan baik“Tidak semua orang seberuntung orangtua kami.
Ibuku mengidap penyakit gula selama puluhan tahun, akibat mengkonsumsi obat secara rutin, maka obat itu mempengaruhi ginjalnya. Sejak september 2006 beliau sudah menjalani cuci darah 2 kali seminggu, akibat kondisi ginjalnya yang tinggal berfungsi 5 %. Itupun setelah kami membujuknya. Pengalaman ini membuat keluargaku lebih hati-hati dalam menjaga kesehatan. Tidak berfungsinya ginjal, rupanya tidak hanya dialami orangtua, namun juga anak muda- ada pasien yang baru berumur 27 tahun- penyebabnya bermacam-macam. Sering kubayangkan bagaimana mereka begitu tabah menyambung hidup ditemani keluarga. Tiap kali menemani ibuku cuci darah, selama 4 jam aku jadi punya kesempatan ngobrol dengan pasien dan keluarga mereka.
Tanggal 28 Maret aku untuk pertama kalinya ceramah HIV-Aids di depan para waria kota siantar. Pengalaman seru yang sempat bikin grogi karena aku belum terbiasa bergaul dengan mereka. Di kemudian hari malah aku terlibat lebih jauh karena berkesempatan menjadi direktur sebuah lembaga yang mendampingi para waria, homo dan wanita penjaja seks-dalam kerangka menekan laju epidemi hiv-aids.
Tanggal 4 Juli aku dapat teman serumah lagi.
29 oktober guru smp ku meninggal dunia. Ya ampun aku sedih banget karena terakhir sms an dia menolak ku ajak nonton Film Superman.
Tempat-tempat yang baru pertama kali aku kunjungi
· Tanggal 29 Januari aku berkesempatan mengujungi sebuah daerah bernama tiganderket-daerah karo sekitar 2 jam dari kota kabanjahe. Sebuah daerah yang merupakan kampung halaman wakil ketua KPU Ramlan Surbakti. Daerah yang begitu indah dan subur, bahkan di sana ada sebuah danau bernama laukawar yang sangat bagus untuk daerah pariwisata, namun belum ditata dengan baik terutama jalan menuju lokasinya yang masih belum cukup diaspal.
· 19 Mei aku menemani chrisman bertapa di samosir. Hiks. Aneh, lokasi samosirnya gak jelas sehingga kami nginap di hotel silintong. Rada serem juga ada orang yang suka bertapa dalam dingin malam-bahkan saat itu hujan badai dan petir berkali-kali menyambar. Dia tidak menemukan apa yang dicarinya dan kami pulang kembali ke siantar.
· 16 Juni (seharusnya tanggal pernikahanku) aku dan keluarga jakarta nginap di hotel Carolina, ternyata tempatnya lumayan bagus dan cocok untuk santai nulis n baca buku karena tidak ada TV kecuali di ruang restoran yang sekaligus ruang tamu hotel. Lucu juga di tengah liburan nerima sms ucapan selamat menempuh hidup baru dari teman-teman lama, padahal aku gak jadi nikah.
· 27 Juli aku berkesempatan ikut acara strategic planning UEM di KSPPM Prapat. Wah baru kali ini aku ketemu orang-orang KSPPM!-selama ini cuma denger dari cerita2 aja. Tempat pelatihan mereka bagus dan pemandangannya indah.
· 29 Agustus ke saribudolok dalam rangka yayasan cinta desa-meninjau proyek2 bantuan peternakan dan ubi jalar. Lumayan juga hasilnya. Aku sempat membuat liputan tentang ekspor ubi jalar ke Jepang. Begitu banyak potensi daerah ini yang belum digali. Buset dah.
· 18 Oktober untuk pertama kalinya aku ke Porsea-kebetulan ada acara pernikahan adik nya Pak Toni anggota KPU Sumut. Pengalaman nyoba minuman khas porsea teh susu rasa milk shake waktu panas eh pas dingin baru terasa amis telor nya yeachhhttt! Apes dah.
· 31 Oktober aku baru petama kalinya jalan2 wisata ke PT Inalum melihat cara kerja mereka memasok listrik di Sumut. Pengalaman mendebarkan karena aku diajak langsung oleh bagian humasnya ke kedalaman 200 meter di bawah tanah untuk melihat kerja turbin dari air terjun. Hiiiiiii…aku membayangkan kalo didorong ke dalam seperti di film-film James Bond, alamat keberadaanku tidak akan diketahui lagi.
· 1 November baru tahu yang namanya Muara, sebuah kawasan sisi lain danau toba yang indah dan tenang. Sempat juga mampir di lapangan terbang silangit, sarapan mie gomak bersantan (mie besar2 mirip sphageti) dan juga ke wisata Sipinsur. Tau kan sipinsur itu semacam bukit tinggi dan dari situ kita bisa melihat keindahan danau toba dari sisi lain. pokoke romantis deh.
· 19-23 November untuk pertama kalinya menginjak Tana Toraja dan Makasar. Melewati beberapa kabupaten dan kota selama 9 jam perjalanan dari makasar ke toraja. Wah! kok bisa-bisanya turis bela-belain melakukan perjalanan jauh menikmati mayat yang dimasukan ke lubang gua disana. Hebat. Kapan ya daerahku yang tak kalah hebat bisa seperti mereka. Aku akan bikin tulisan tersendiri untuk hal ini.
bersambung...