Kemanakah berlabuhnya para aktivis?
Kursi DPR, Kursi Penguasa atau...
Hati Nurani?
Ini cerita lama tapi terus menerus baru karena memang terus diperbaharui. Cerita nya ketika muda manusia itu penuh dengan semangat dan idealisme, lalu menjelang dewasa ditambah dengan wawasan dan visi misi, lalu setelah agak tua mulai melirik kemapanan dan takut tidak punya jaminan masa depan. Mulailah kegamangan merasuk sukma dan pilihan satu-satunya adalah bagaimana mencari uang dengan cepat untuk tabungan masa tua. Pilihannya ya jadi kepala daerah atau jadi DPR or dprd.
Apalagi di tengah kondisi negara yang makin ruwet ini. Jumlah orang susah semakin banyak, jumlah orang bunuh diri atau sakit jiwa makin ramai diekspos media. Mungkin karena sudah terhimpit dengan kesulitan yang terus menerus saya baca ada 4 kejadian gantung diri karena tidak sanggup bayar SPP :-(
Dan kita kehilangan solidaritas! Orang kaya mempertontonkan kekayaan nya lewat gaya hidup yang bikin ngiler para kaum miskin. Mereka dengan mudah menghamburkan duit di depan begitu banyak orang susah sehingga makin tumbuh kecemburuan.
Well, saya bukan alergi dengan orang2 yang mau duduk jadi legislatif-apapun motivasinya. Nyatanya banyak teman-teman yang sudah disana akhirnya lupa perjuangan. Saya tidak termasuk orang yang suka ngatain mereka-mereka yang mau bercokol disana atas sebuah kata: kemapanan atau cara mencari duit dengan cepat. What ever lah. Toh memaknai hidup ini adalah kebebasan masing-masing orang.
Namun harap diingat ketika masuk dalam sistem itu, banyak orang kesandung, lupa diri bahkan berubah jadi penjahat yang paling jahat. karena apa? karena selagi duduk menjadi dpr/dprd anda berpeluang menjadi bandit sehalus apapun pengertiannya menurut kata dunia.hiks