Monday, January 31, 2011

Soulmate after 41

Menikahlah karena cinta. Jangan pernah menikah karena orang lain, ingin menyenangkan orang lain, ingin mewujudkan mimpi orang lain, ingin mewujudkan kepentingan atau suara-suara lain, selain dari suara hatimu sendiri

Rentetan mercon dan cahaya kembang api berhamburan dinihari 1 Januari 2011 di Duivendrecht, Amsterdam. Ucapan selamat, dentingan proost wine, ciuman haru dan gembira menambah riuh suasana. Siapa yang pernah menyangka jika aku merayakan Tahun Baru puluhan ribu kilometer bersama suamiku, pria asal Eropa yang baru kunikahi 4 bulan lalu. Siapa pula yang pernah menebak, jika pertemuan yang cukup singkat berlanjut menjadi pernikahan seperti yang kuinginkan. Padahal menikah diusia 53 tahun dan 43 tahun tidak ada dalam daftar harapan sebelumnya!

Masih ingat? ketika belasan tahun, setidaknya kita pernah dicekoki bagaimana suami yang ideal dan umur ideal untuk menikah. Seiring bertambahnya usia dan peluang karir, makin kompleks pula kriteria menentukan pasangan hidup. Apakah dia sarjana, smart, satu suku, keturunan baik-baik, apa pekerjaannya, apakah mapan, punya rumah sendiri, apakah berniat punya anak, siapa yang akan mengasuh anak, dan lain-lain.

Walau zaman sudah modern, menikah dianggap standar normal. Tekanan orangtua, teman maupun masyarakat menambah parah anggapan ini. Masih banyak yang merasa aneh jika perempuan kemana-mana sendirian, tinggal sendirian, tidak ada yang melindungi, kesepian, sehingga perlu dikasihani.

Untungnya aku tidak terlalu peduli hal itu. Kata “seharusnya” yang sering terucap disini, justru menjadikanku orang yang melawan arus. Menurutku menikah adalah keputusan pribadi untuk berbagi hidup dengan seseorang yang mengerti kita-sampai hari tua. So, aku tidak terlalu ambil pusing dangan kata kapan. Aku juga ingat beberapa teman yang memaksakan diri menikah karena status, dorongan keluarga atau karena takut kesepian, berharap bahagia namun pernikahan yang mereka bayangkan tidak sesuai harapan.

Aku bertemu suamiku di Indonesia. Tanteku yang di Amsterdam sudah wanti-wanti untuk mengajaknya jalan-jalan. Suamiku sudah lebih dari 7 kali berlibur di kotaku. Entah kenapa setelah sekian lama baru kami bisa bertemu. Aku percaya di dunia ini tidak ada sesuatu terjadi karena kebetulan. Terkadang Tuhan mengatur dengan cara dan waktu yang tidak kita pahami. Jika kita melakukan hal yang baik pasti kita mendapatkan yang baik

Awalnya kami tidak punya perasaan apa-apa. Dia senang kuajak ke tempat-tempat yang tidak pernah dikunjungi sebelumnya. Kami punya hobby yang sama, orangnya baik, sopan, dan seorang pendengar yang baik (suatu hal yang jarang ditemui pada mantan pacarku).

Kegiatanku sebagai aktivis membuatnya ikut kemanapun aku pergi, termasuk menonton demo. Akhirnya suamiku malah dituduh macam-macam, padahal dia orang awam yang sama sekali tidak bersentuhan dengan politik. Ada peraturan tak tertulis, yang menyatakan orang asing dilarang masuk halaman gedung dpr, atau larangan seorang turis mengambil gambar demonstrasi. Singkat cerita kami berjam-jam diinterogasi di kantor polisi. Menurut mereka seorang aktivis dan orang asing pasti punya maksud tertentu mengacaukan kota ini. Tentunya menggelikan. Namun aku kira karena situasi saat itu menjelang pemilu kepala daerah dan aku terdengar peluang menjadi salah satu kandidat. Pada saat bertemu suamiku justru aku sedang berancang-ancang hidup sendiri dan membangun mimpiku menulis sebuah buku tentang politik di Indonesia.

Politik adalah politik. Semua bisa dibuat atas nama keamanan dan kekuasaan. Saat itulah kami menjadi semakin dekat. Dari situ pula aku mengenal watak suamiku yang baik, sabar dan pemaaf. Padahal aku ngotot ingin mengungkap ketidak-adilan yang dialaminya di media.

Untungnya semua berhasil diatasi. Belakangan aku tahu kalau suamiku semakin menaruh perasaan ketika aku dengan setia menemaninya selama proses klarifikasi. That’s my girl, he said. Bayangkan katanya, kamu sendiri belum begitu kenal aku, tapi bersedia menemani. Aku bilang, ini semua salahku. Jangankan kamu, siapapun itu pasti aku bela karena ini tidak adil.

Saat itu tidak ada pikiran menikah. Aku belum mengenalnya secara mendalam. Selama hidup, tidak pernah sedikitpun terpikir untuk menikah dengan orang asing dan tinggal di negara lain. Namun sejak peristiwa itu kami jadi saling membutuhkan. Ada hal positif bertemu dengan pasangan yang pas ketika sudah berumur. Perasaan yang tumbuh bukan seperti cinta menggebu kala masih remaja, melainkan cinta yang didasari kesadaran akan komitmen, penerimaan diri dan siap menerima resiko bersama.

Aku pernah batal menikah tahun 2007, ketika calon suamiku tidak siap dengan cita-citaku yang banyak, tidak siap dengan serentetan acara adat dan aturan main lainnya. Sejak kecil, aku memang punya banyak cita-cita (baca: kemauan) yang tidak mudah dipahami oleh para mantan pacar-pacarku. Setidaknya aku punya penilaian sendiri terhadap diriku, sehingga melajang atau menikah tidak terlalu menjadi masalah. Aku selalu yakin dibalik hal yang kita anggap buruk, ada suatu rencana yang lebih baik dan membuat kita lebih kuat menghadapi tantangan. Dan aku bersyukur ketika akhirnya mendapat yang terbaik.

Dari situ pula, aku belajar bahwa pernikahan yang dicampuri kata seharusnya, justru menghilangkan esensi dan maknanya. Akhirnya aku tiba pada suatu kesimpulan, pernikahan adalah hal sakral yang tidak perlu diatur standar orang lain, tidak perlu pesta meriah demi gengsi. Betapa senangnya ketika kita dapat merancang dan mengatur pernikahan sendiri. Di negara suamiku, mereka hanya bertanya seperti apa pernikahan yang kuinginkan. Setelah itu semuanya beres.

Aku juga tidak menyangka berkat dan keajaiban datang kepada kami silih berganti. Dokumen dan visa selesai pada waktunya, izin menikah lebih cepat keluar dibanding aturan normal. Banyak teman dan kerabat mendukung moril dan materiil, sehingga pernikahan kami di catatan sipil, gereja dan resepsi bisa berjalan lancar dalam satu hari.

Di negara tempat suamiku berasal, tidak ada yang ribut mengomentari gaun apa yang aku pakai, berapa harganya, apa bunganya, berapa jumlah tamunya, apa menunya, atau gedung mewahkah? Tidak perlu berdebat, siapa yang harus antri ke salon, tidak perlu perdebatan keluarga soal adat dan segudang kehebohan yang sering terjadi di Indonesia.

Segala perbedaan aturan, tata karma dan kebiasaan antar bangsa perlahan dapat kami atasi, kuncinya kemauan yang kuat dan pengertian dari satu sama lain. Untungnya aku mendapatkan pasangan yang lebih memilih berdiskusi dalam menyelesaikan masalah ketimbang marah tidak karuan. Di awal-awal hubungan tentu ada penyesuaian dalam berkomunikasi. Perempuan Indonesia sering memendam kekesalan dan segan berterus terang karena takut menyakiti pasangan. Sedangkan orang Eropa sangat spontan dan terus terang untuk menyatakan suka atau tidak suka pada saat itu juga. Mereka hampir tidak punya prasangka dan aku harus belajar menurunkan sensi, kalau tidak mau rugi sendiri.

Setelah menikah, aku harus kembali ke Indonesia. Perjuanganku masih panjang untuk mendapatkan izin tinggal dan bekerja di negara suamiku. Namun satu hal yang pasti, suka duka dan ketekunan yang kami alami justru semakin menguatkan.

Someone said, nun di suatu tempat, entah kapan waktunya, akan ada seseorang yang memang diperuntukkan bagi kita, yang harus kita kejar, yang harus kita perjuangkan. Hanya saja ketika peluang itu muncul kita perlu membuka hati dan siap menangkap dengan kerendahan hati Ini bukan sekedar penghibur bagi orang-orang yang masih ingin mendapat pasangan hidup, tapi nyata.

Pernikahan cuma keuntungan kecil ketika tiba-tiba saja orang berhenti memperbincangkan kelajangan kita. Tetapi mendapatkan soulmate (someones who knows to love you without being told) diatas usia 41 adalah keajaiban. Semoga pengalaman ini bermanfaat. Let a miracle coming into your lives. So you can tell everybody this is the best thing ever happened in your life.

*dimuat dalam Majalah MORE indonesia edisi januari 2011

Saturday, August 08, 2009

PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN DI ERA GLOBALISASI


Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena adanya kebutuhan makanan setiap hari. Nilai-nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya.


Dulu sebelum mengenal pupuk kimia, petani menggunakan kearifan lokal seperti pemuliaan benih secara alami, penanaman bergilir dan penggunaan pupuk alami. Hasilnya bagus, penyakit tanaman belum seberapa banyak dan aneh-aneh, tanah masih gembur dan subur.
Kemudian petani dikenalkan pupuk kimia pada tahun 1970-an melalui program bantuan pemerintah. Hasil produksi meningkat, hingga saat itu pertanian bisa mengekspor beras/swasembada pangan.


Namun tahun semakin tahun grafik pertanian semakin menurun. Lahan mengalami degradasi mutu akibat pupuk kimia yang berlebihan. Sampai akhirnya disadari ketergantungan pupuk kimia sangat merugikan petani, dosis pemakaian terus meningkat, harga pupuk terus naik dan terjadi kelangkaan. Hal ini diperparah dengan adanya sistim tata ekonomi yang mengarahkan ke pasar bebas.


Tahun 1990-an petani dikenalkan lagi dengan bibit unggul hasil rekayasa genetik yang cepat produksi dan tahan serangan hama. Namun akibat dari masuknya benih tersebut mengancam keanekaragaman hayati, termasuk resistensi hama dalam negri.


Seiring dengan perubahan iklim, muncul pula virus yang menyerang manusia melalui ternak seperti virus flu burung dan virus influenza A tipe H1N1 yang menyerang babi. Hal ini mempengaruhi lingkungan dan kesehatan manusia.


Pembangunan pertanian yang tujuannya meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani dan pengembangan agribisnis (Anonym, 2005) serta menjaga lingkungan hidup dihadapkan pada seperangkat aturan yang disepakati negara dengan lembaga keuangan internasional. Pertanian diarahkan pada ekspor impor dalam sistim perdagangan bebas yang kompetitif, sehingga menggusur petani kecil sebagai penghasil pangan lokal.


Pada sisi lain, konsumsi pangan sebagian masyarakat yang berpendapatan menengah dan tinggi terus mengalami pertumbuhan. Indonesia terpaksa mengimpor komoditas pangan dalam jumlah relatif besar seperti beras, jagung, kedelai, daging dan susu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.


Saat ini Indonesia merupakan negara pengimpor hasil ternak terutama daging sapi, ternak hidup, dan bibit ayam ras. Dari sisi industri, Indonesia mengimpor kulit ternak, bahan baku pakan asal ternak seperti meat meal dan bone meal, tepung ikan, jagung dan berbagai feed suplement pakan ternak. Ketergantungan bahan utama industri dari impor ini sangat mempengaruhi perkembangan peternakan serta memperlihatkan ketidakmampuan untuk mengisi permintaan dalam negeri.


Oleh karena itu pertanian dan peternakan masa depan harus dapat menjawab beberapa tantangan, antara lain kemampuan memberikan dukungan pada persediaan pangan dalam negeri namun tetap mengedepankan lingkungan hidup yang baik dan sehat, mempertahankan kedaulatan pangan, memberikan dukungan bagi perkembangan industri dan memanfaatkan keunggulan komparatif, sehingga industri mempunyai daya saing dalam pasar global, dengan tetap meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan inisiatif lokal dalam menghadapi permasalahan lingkungan hidup.


Keberdayaan masyarakat dicirikan dengan timbulnya kesadaran bahwa, mereka paham akan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta, sanggup menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya. Kemudian, berdaya yaitu mampu melakukan tuntutan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat. Selanjutnya, mandiri dalam kemampuan berkehendak menjalankan inisiatif lokal untuk menghadapi masalah lingkungan di sekitarnya.


Prasyarat untuk terwujudnya masyarakat berdaya adalah bahwa, masyarakat :
sadar dan paham lingkungan;
mendapatkan informasi yang benar;
memotivasi untuk berperan serta dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan umum sebagai pencerminan sumbangan individu/kelompok terhadap nasionalisme lingkungan;
tahu caranya;
tidak ada risiko;
mendapat respon yang cukup dari Pemerintah Derah dan DPRD (perlu pengorganisasian)

Beberapa kegiatan yang disarankan terhadap kelompok :
pendidikan globalisasi dan dampaknya pada pertanian
penggunaan informasi teknologi sebagai bahan perbandingan mutu dan harga komoditi menyusun panduan bersama yang berisi kumpulan inisiatif lokal bagaimana memperbaiki kualitas lingkungan hidup, hak akan lingkungan hidup yang baik dan sehat dan apa yang akan dilakukan menghadapi perubahan global.
membuat kesepahaman dan aturan kerja sama, baik dalam kelompok atau dengan kelompok lain juga dengan pemerintah setempat
mendirikan koperasi produk pertanian selaras alam
mengelola limbah pertanian dan peternakan secara terpadu
mendorong pemberian penghargaan atas inisiatif sebagai penanda atas kegiatan pelestarian lingkungan yang telah dilakukan.
mempublikasikan hasil kegiatan pelestarian lingkungan, baik secara langsung maupun melalui media massa.


Pustaka

Alternative Globalization Addressing Peoples and Earth, A background Document. 2005, by Dewan Gereja gereja se-Dunia (DGD)
“Principles of Organic Agriculture”, 2005. by the IFOAM General assembly in Adelaide.
Yusdja Yusmichad dan Nyak Ilham, Juli 2007 An Idea on Future Livestock and Strategy to Bring into Reality Volume 25 No. 1,: 19 – 28, FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Fakih. Mansour. DR, Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi. 2001. Insist Press.
Saragih.Sabar, 2006.Pertanian Selaras Alam.Suara Insani Edisi 44/Thn XIII.. YPSM Bina Insani.
Saragih, Sabar, 2006. Mengembangkan padi tanpa pupuk dan pestisida kimia. Suara Insani Edisi 45/Thn XIII, 2006. YPSM Bina Insani.


[1] Makalah disampaikan pada acara konsultasi lingkungan hidup Pelpem GKPS, 23 Juni 2009 di Aula Pelpem GKPS, Pematangsiantar

Saturday, July 25, 2009

Tuesday, June 02, 2009

EVALUASI PROGRAM BANTUAN TERNAK HEIFER



KSM Domma Sauhur dan KSM Mappu Simalungun terpilih menjadi wakil untuk Evaluasi Bantuan Ternak Heifer Indonesia

Tanggal 27-28 Mei menjadi hari yang penting bagi KSM Domma Sauhur dan KSM Mappu karena mereka terpilih menjadi wakil bagi Tim Evaluator Michigan University yang datang ke Simalungun untuk menilai proyek Heifer di Indonesia. Tim ini didatangkan oleh Heifer Internasional yang berpusat di Little Rock, Arkansas Amerika, untuk menilai sejauh mana bantuan ternak proyek Heifer memberi manfaat ekonomi bagi peternak, manfaat terhadap kesejahteraan keluarga dan sejauh mana memberi manfaat kepada masyarakat sekitar melalui penerusan.

Sejak 14 Juni 2005 Yayasan Bina Insani bekerjasama dengan Heifer International Indonesia membantu Peningkatan Pendapatan Masyarakat Adat di Pedesaan Melalui Ternak Menuju Pertanian Organik Di Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Asahan dengan Nomor Project ID#22-0806-07-01. Setelah 4 tahun lebih berjalan maka perlu dilihat sejauh mana proyek bantuan ini mengalami kemajuan.

Adapun KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) penerima bantuan ternak adalah :

· KSM Marsiurupan, terletak di desa Banuh Raya Kecamatan Panombean Pane (bantuan ternak ayam dan bibit padi)
· KSM Domma Sauhur, Desa Kerasaan Pematang Bandar (bantuan ternak kambing)
· KSM Tirta Wening, Di Nagori Bosar Kecamatan Panombean Pane (bantuan ternak kambing)
· KSM Mappu, Desa Siporkas Kecamatan Raya (bantuan ternak babi)
· KSM Pardomuan, Desa Padang Mahondang Kecamatan Pulau Rakyat Kab. Asahan (bantuan ternak kambing)

Walaupun program ini telah berakhir 14 Juni 2007, namun monitoring program tetap berjalan selama 2 tahun. Selain bantuan ternak, program ini juga memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan kelompok peternak, khususnya mengenai manajemen ternak dan sanitasi kandang yang baik, pencegahan dan pengobatan ternak, serta sistim administrasi/keuangan kelompok. Pelatihan yang sudah diberikan adalah pelatihan Kesehatan Ternak, Pelatihan Jamu Ternak, Pelatihan Pakan Ternak,Pelatihan Sanitasi Kandang, Pelatihan Gender, Pelatihan Management Kelompok, Cornerstone Training, Pembuatan Kompos dan Pestisida Alami, Pembuatan Budidaya Padi organik, pelatihan tungku hemat energi dan sebagainya.

Bina Insani memonitoring langsung ke lapangan untuk melihat sejauh mana perkembangan atau kendala – kendala apa saja yang dialami oleh anggota kelompok dalam mengembangkan ternaknya, termasuk sosialisasi tentang virus influenza tipe H1N1 yang menyerang ternak babi, demikian keterangan drh Caroline Purba yang juga direktur eksekutif Bina Insani.

Dalam menjalankan program ini Bina Insani selalu berkoordinasi dengan dinas peternakan simalungun dan dibantu masalah penanggulangan penyakit.

Melibatkan Seluruh Keluarga
Berdasarkan data yang kami peroleh ketika melakukan monitoring, tugas untuk mengelola ternak melibatkan seluruh keluarga, misal tugas si anak mengangon ternak, untuk mengarit adalah tugas bapak, sedangkan ibu bertugas untuk membersihkan kandang ternak setiap sore dan membakar rumpur sisa makanan ternak dengan tujuan pengasapan kandang. Bila ada salah satu orang berhalangan untuk menjalankan tugas misalnya si anak harus mengikuti les atau kursus di sekolah maka si ibu atau bapak yang menggantikan demikian juga sebaliknya.

Manfaat bantuan ternakAdanya realisasi penerusan ternak kepada anggota lain, untuk ternak babi di KSM Mappu 85 % akan berproduksi dan hasilnya telah membantu anggota kelompok membiayai anak mereka kuliah, meningkatkan pendapatan, kerjasama anggota di kelompok yang semakin kuat, adanya pertemuan rutin anggota KSM, adanya simpanan Anggota, telah ada buku catatan perkembangan ternak di setiap keluarga penerima ternak, perasaan memiliki ternak di anggota semakin nyata, apa yang di peroleh waktu penyuluhan di terapkan di kelompok dan di tengah keluarga, adanya tungku di setiap KSM penerima ternak.

Friday, May 01, 2009

Acara Berbagi Pengalaman 4 KSM, Nagahuta 27 April 09

Tumbuh semangat baru untuk anggota KSM

Pada tanggal 27 April 2009 diadakan acara sharing berbagi pengalaman antar kelompok ternak bertempat di desa Nagori Bosar. Anggota 4 KSM dampingan Bina Insani berkumpul menceritakan dan berbagi pengalaman selama 4 tahun mengelola ternak bantuan. Acara tersebut dikemas dengan menggabungkan adat Jawa dan Simalungun, dimana tuan rumah kelompok KSM Nagahuta kebanyakan terdiri dari suku Jawa. Pertunjukan Jaran Kepang, tor tor sombah dan pemberian makanan adat simalungun-dayok binatur mewarnai acara yang menyatukan para anggota kelompok ternak. Mereka berharap kesatuan ini akan semakin meningkatkan kerjasama antar KSM dengan aparat setempat juga Dinas Peternakan.

Acara berbagi pengalaman 4 KSM tersebut selain dihardiri seluruh anggota KSM, juga dihadiri pengurus Bina Insani, Camat Panombean Panei dan Camat Raya, Pangulu nagori Bosar dan Banuh Raya, Kelompok tani di Naghuta, KTNA, tokoh masyarakat, Partuha Maujana, LSM mitra Pelpem GKPS, Dinas Peternakan Simalungun, anggota DPRD terpilih mewakili Raya dan perwakilan Heifer.

Thursday, April 02, 2009

LOKAKARYA SUKAKESWAN DI SIANTAR DAN MAPPU

ADA OLEH OLEH SHARING ILMU DAN PRODUKSI PERTANIAN!

Pada tanggal 8-9 Maret 2009 Bina Insani mendapat kesempatan menjadi HOst acara lokakarya Sukakeswan dengan tema INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK BABI. Acara dilaksanakan di Jl. Kartini no 98 yang juga rumah direktur eksekutif bina insani. Para peserta lokakarya terdiri dari YYCD ayasan Cinta Desa Saribudolok-Kabupaten Simalungun, YCK Yayasan Cinta Kasih Kabupaten Dairi, KSM Nagahuta Simalungun, KSM Mappu Raya, KSM didukung Heifer. semua berjumlah 23 orang. Para peserta membawa oleh-oleh berupa keberhasilan program masing-masing termasuk soal pemeliharaan/budidaya kelinci, pembuatan pestisida alami, kiat penerusan bantuan ternak dan pertemuan peternak rutin, dan juga teori inseminasi buatan yang dibawakan drh Joko dan drh Nometa.
Para peserta terlihat antusias mengikuti lokakarya yang dimulai setelah makan malam, menunya ikan dan ayam panggang yang disiapkan panitia. Acara juga berlangsung santai karena suasana rumah yang mudah yang santai dan peserta bisa menikmati lagu-lagu kesayangan melalui fasilitas internet, termasuk melihat data/informasi pertanian.
Pada tanggal 9 maret pagi, peserta bersama-sama melakukan praktek lapang di daerah mappu Raya. Sebelumnya berangkat peserta lokakarya sempat foto bersama di halaman rumah. Rencana tindak lanjut lokakarya akan diteruskan di lokasi Siborong-borong beberapa bulan ke depan.
(cp)

Tuesday, February 10, 2009

DEMONSTRASI SEPERTI APA?


Setelah peristiwa demonstrasi di Medan yang membawa korban jiwa, saya membongkar-bongkar file yang pernah saya simpan beberapa tahun lalu, mudah-mudahan mengingatkan kita bagaimana sebenarnya demonstrasi itu dikelola. semoga berguna.



Komunikasi Lewat Demonstrasi.

Demonstrasi merupakan elemen komunikasi yang sangat penting dalam advokasi dan pada umumnya digunakan untuk mengangkat suatu isu supaya menjadi perhatian publik. Biasanya demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat keputusan untuk melakukan sesuatu. Suatu demonstrasi haruslah bisa mengkomunikasikan pesannya melalui tema yang telah dibatasi secara jelas.

Tetapkan tema dan susun pesan Acuan yang digunakan untuk merencanakan tema dan pesan suatu demonstrasi adalah respon yang diharapkan dari pihak yang di demo. Ini berarti para demonstran harus bisa membatasi secara jelas siapa target demonya, dan menyadari bahwa kemungkinan besar target ini memiliki cara berpikir yang sama sekali berbeda dengan diri mereka. Formulasi pesan yang ingin dikomunikasikan dikembangkan untuk konsumsi target. Semakin lugas dan sederhana pesan yang dikomunikasikan, semakin besar kemungkinannya untuk mengenai sasaran.

Usahakan singkat dan padat. Dalam memformulasikan tema pesan yang ingin disampaikan melalui demonstrasi, kita ditantang untuk mampu menggodok isu-isu yang komplek menjadi sederhana dan bisa dicerna. Liputan media massa, terutama media elektronik selalu sangat singkat. Demonstran harus mampu mengkomunikasikan pesannya dengan singkat dan padat. Dalam wawancara yang disajikan acara berita berbagai stasiun TV, sering kita saksikan si interviewee hanya sempat menyampaikan sebagian dari pokok pikirannya, kemudian terpotong dan reporter melanjutkan dengan membaca berita lainnya. Demonstran yang efektif merancang pesannya supaya bisa disampaikan secara utuh dalam tempo 10 hingga 15 detik. Setelah pesan disampaikan secara singkat, padat, dan utuh - baru kemudian dilakukan elaborasi. Ini menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa tersiar walaupun mungkin elaborasinya terpotong.


Persiapan demo Dalam mempersiapkan sebuah demonstrasi lakukan curah pendapat yang melibatkan sebanyak mungkin calon demonstran. Pada tahap ini para calon demonstran diharapkan menggunakan daya khayalnya semaksimal mungkin. Bayangkan headline berita esok hari yang diinginkan. Kemudian pikirkan bagaimana pesan bisa disampaikan secara lengkap dalam format stiker atau plakat.

Setelah tema dan pesan demonstrasi jelas, informasikan pada semua calon demonstran. Semua demonstran sebaiknya bisa mengkomunikasikan pesan demonstrasi dengan jelas dan seirama - kalimat yang digunakan tidak harus sama, tapi tema harus dipertahankan keseragamannya. Camkan bahwa dalam komunikasi massa, pengulangan pesan utama -- yang diperkuat dengan imagi visual -- merupakan kunci komunikasi yang efektif. Ini penting, mengingat wartawan yang meliput demonstrasi sering mewawancarai peserta demonstrasi secara acak. Bila demonstran anda tidak tahu tujuan demontrasi secara jelas, kredibilitas lembaga atau gerakan dibelakang demonstrasi yang berlangsung bisa dipertanyakan. Demikian pula halnya bila jawaban demonstran yang satu sama sekali berbeda dengan demonstran yang lain.

Beberapa pertanyaan dari wartawan yang bisa diantisipasi oleh demonstran adalah:

- Mengapa anda berada disini?
- Apa yang ingin anda capai?
- Apakah demonstrasi ini sungguh-sungguh merupakan solusi?
- Apa yang bisa dilakukan oleh khalayak untuk masalah yang anda perjuangkan?

Jadi dalam mempersiapkan demonstrasi, lakukan langkah-langkah:

Tetapkan tujuan, identifikasi sasaran dan respon yang anda harapkan.
Kembangkan tema yang bisa menggugah respon yang diharapkan sehubungan dengan isu yang ingin diangkat.

Bayangkan headline yang anda inginkan muncul dikoran esok hari.
Rancang pesan sesuai dengan tema dan respon tersebut diatas. Ingat pentingnya pengulangan. Ulangi pesan utama anda sebanyak mungkin dalan berbagai bentuk.
Perkuat pesan utama anda dengan imagi visual.


Beri brifing pada semua calon demonstran. Jika bisa latih demonstran untuk menyampaikan pesan dengan singkat, padat, dan utuh, terutama dalam mengantisipasi wawancara dari wartawan.


Mengemas Pesan Secara Visual:
Demonstran bisa menyajikan pesannya dalam bentuk image yang sudah selesai - misalnya lewat photo, baner, kaos yang dikenakan, plakat, dsb. Baner, kaos, dan plakat seringkali merupakan gabungan yang kreatif antara pesan tertulis dan desain grafis yang cerdas.

Demonstran mempunyai kebebasan yang tak terbatas untuk menyuguhkan image visual lewat dirinya. Jadi mereka tidak menyajikan gambar visual yang jadi dalam bentuk poster, plakat, baner, dsb, tetapi mereka menjajikan diri mereka sebagai bahan photo/video yang dramatis, tajam, dan sangat mudah dicerna (lihat demnstrasi topeng Soeharto).

Umumnya team demonstran yang efektif akan menggabungkan semua jenis image diatas secara kreatif dalam demonstrasinya.

Beberapa contoh penggunaan image dan pesan verbal yang komplementer dalam sebuah demonstrasi:

Gb.1: Baner, plakat, dan kaos yang dibawa dan dikenakan oleh sebagian demonstran ini mengandung pesan dengan tema yang sama yaitu penghapuskan hutang negara-negara miskin: "Drop the Debt", Break the Chains of Debt", "Cancel the Debt". Kemudian mereka memposisikan diri berjajar diatas jembatan sungai Rhine membentuk rantai manusia yang menghubungkan sisi sisi sungai. Konteks demontrasi ini: Konferensi tingkat tinggi G7 (negara-negara terkaya didunia). Mengapa mereka memilih untuk berdemo diatas jembatan dengan membentuk rantai manusia? Bisa jadi karena mereka menginginkan gap yang lebar antara negara kaya dan miskin dijembatani demi keadilan sosial-ekonomi global. Dalam demonstrasi, demonstran memang harus mampu mencari dan memanfaatkan simbol-simbol disekelilingnya guna mempertajam pesan yang disampaikan.


Gb.2: Topeng: Soeharto (mantan presiden Indonesia) hingga kini secara de fakto kebal hukum meskipun sekian banyak bukti menunjukkan kekejaman dan korupsi yang dilakukannya selama berkuasa. Mahasiswa Indonesia telah memperjuangkan pengadilan Soeharto secara konsisten selama 2 tahun terakhir. Mereka seolah menghadapi tembok hukum yang tidak akomodatif dan
sama sekali tidak transparan. Aksi topeng H.M. Soeharto ini mereka gelar ketika sedang diadili
karena dianggap mengganggu ketertiban lalu lintas saat membagikan lembaran-lembaran informasi di Semanggi. Aksi ini mengandung unsur dramatis, humor, sarkastis, dan sangat komunikatif. Selama sidang berlangsung topeng mampu membuka dialog antara hakim dan terdakwa yang sangat menguntungkan bagi mahasiswa. Simak dialog ini: Hakim "Lepas dong topengnya biar transparan." Dijawab mahasiswa: "Kami tak mau, selama ini proses penyidikan Soeharto juga tidak transparan, kami juga tidak mau transparan".

"Seharusnya yang duduk sebagai terdakwa di pengadilan adalah Soeharto, bahwa kami berada disini menandakan bahwa kebebasan menyampaikan pendapat di Indonesia belum terjamin." Aksi ini menjadi photo headline di Kompas, koran harian terbesar di Indonesia dan disiarkan oleh TV di Indonesia dan Mancanegara.

Gb. 3: Gambar ini diambil dari buku pendidikan lingkungan untuk anak yang dikeluarkan oleh Greenpeace Amerika. Disini ditekankan pentingnya kesamaan tema dari semua pesan yang disampaikan melalui plakat-plakat yang dibawa oleh para demonstran. Pesan para demonstran diperkuat lewat image balon ikan paus raksasa yang membawa pesan "Let me live!" Posisi berdiri demonstran secara keseluruhan diatur supaya menghasilkan gambar yang bagus.

Ketiga contoh demonstrasi ini sangat memperhatikan unsur komunikasi dalam aksinya. Demonstran secara sadar merancang demonstrasinya menjadi sebuah pertunjukkan, mirip teater. Aksi dirancang sedemikian supaya pasti menghasilkan gambar yang baik, kebutuhan wartawan mendapat perhatian utama dalam persiapan demo. Kesan garang, marah, sengaja dihindarkan, yang ditonjolkan adalah kesan tenang, rasional, dan logika yang kuat. Sikap seperti ini menjadikan orang-orang yang lalu lalang tidak terintimidasi, justru rasa ingin tahunya tergugah, dan selanjutnya diharapkan terkembang dialog.


Ingat:

Efek visual yang ditimbulkan oleh sebuah demonstrasi sangat penting dan perlu diperhatikan.

Tempatkan demonstran dalam posisi yang sedemikian rupa sehingga bisa dipastikan menghasilkan photo /video yang baik.

Hindarkan kesan garang, marah, dan agresif. Bersikaplah terbuka, ramah, dan rasional. Dengan demikian bila terjadi penangkapan - simpati publik pasti ada dipihak anda.
Jumlah demonstran yang banyak tidak dengan sendirinya berarti demonstrasi anda akan berhasil.

Bila dalam penyampaian pesannya demonstan tidak boleh bosan melakukan pengulangan, sebaliknya dalam merancang visualisasi demonstrasi, demonstran perlu menghindarkan terlalu banyak pengulangan. Upayakan penampilan yang segar dan unik setiap kali anda memutuskan untuk turun berdemonstrasi.

Gunakan arena demonstrasi untuk mengembangkan dialog dengan publik, siapkan lembaran informasi yang singkat, padat, dan menarik mengenai isu yang anda perjuangkan untuk dibagikan kepada publik yang menyaksikan demonstrasi anda.

Dipersiapkan oleh Chandra Kirana



Saat Demonstrasi Jadi Anarki, kompas 11 Febuari 09

Demonstrasi menuntut pembentukan Provinsi Tapanuli, Selasa (3/2), yang berlangsung anarki dan menewaskan Ketua DPRD Sumut Abdul Azis Angkat masih menyisakan sejumlah pertanyaan.


Pertama, apakah koordinator lapangan (korlap) demonstrasi sudah memberi tahu pihak kepolisian 3 x 24 jam sebelum dilaksanakan, seperti diatur dalam Pasal 9 dan 10 UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang penyampaian pendapat di muka umum?


Kedua, apakah intelijen Polri Kota Medan dan Polda Sumut sudah melaksanakan kewajiban dengan baik?
Ketiga, apakah Kepolisian Kota Besar Medan sudah melaksanakan prosedur tetap (protap) sesuai Peraturan Kepala Polri No 16/2006 tentang pedoman pengendalian massa yang mengatur cara bertindak, jumlah kekuatan, peralatan yang digunakan, dan strategi pelaksanaannya? Jika tidak, pada tataran mana kesalahan itu terjadi, pada pelaksana di lapangan yang menjadi tanggung jawab Kepala Poltabes Medan atau pada tataran di atasnya, yaitu Kepala Polda Sumatera Utara?
Ini perlu diinvestigasi agar tidak muncul rumor, pencopotan Kepala Polda Sumut, Kepala Poltabes Medan, Inspektur Pengawasan Daerah Polda Sumut, Kepala Biro Operasi, dan Direktur Intel Pengamanan Polri Polda Sumut lebih bernuansa politik dan pertarungan di internal Polri ketimbang atas dasar profesionalisme. Keputusan pimpinan Polri harus berdasarkan aturan. Kepala Polri tidak boleh terombang- ambing tekanan dari dalam Polri, akibat power struggle yang didasari kepentingan individu atau kepentingan politik eksternal Polri.
Kewenangan Polri
Reformasi yang bergulir sejak Mei 1998 telah menimbulkan eforia politik, revolusi harapan, dan meningkatkan aspirasi. Tak seperti era Orde Baru yang hampir menihilkan kebebasan bersuara dan berpendapat, era reformasi benar-benar membuka peluang bagi kebebasan. Padahal, demokrasi tak identik dengan kebebasan, meski demokrasi membutuhkan kebebasan itu sendiri. Dalam demokrasi, kebebasan seseorang atau kelompok dibatasi kebebasan orang atau kelompok lain. Dengan kata lain, demokrasi bukan kebebasan untuk bertindak semaunya, tetapi harus patuh pada aturan hukum, terlebih jika ingin melakukan unjuk rasa.
Di jajaran Polri ada aturan terkait tata cara pengendalian massa, termasuk unjuk rasa yang berubah menjadi anarki. Seperti diutarakan seorang dosen Bidang Studi Kepolisian Universitas Indonesia, Bambang Widodo Umar, kepada penulis, ada urut-urutan tindakan yang harus dilakukan Polri sesuai eskalasi ancaman. Tataran kewenangannya adalah, pada tahap bawah, yang bertanggung jawab di lapangan adalah pimpinan kesatuan setingkat kepolisian resor (polres), kepolisian wilayah (polwil), atau kepolisian wilayah kota besar (polwiltabes). Pengendalian massa (dalmas) dilakukan kepolisian pada tingkatan bawah ini.
Kepala polda berkewajiban untuk terus memantau kejadian di lapangan, sementara komandan di lapangan harus terus melaporkan perkembangan dari waktu ke waktu. Selain itu, kepala polda wajib mendukung kekuatan Polri di bawahnya jika dirasa perlu. Jika eskalasi ancaman meningkat dan dalmas tidak mampu mengatasinya, alih lapis harus dilakukan, yaitu dengan menambah kekuatan menerjunkan Brigade Mobil (Brimob) yang ada di bawah kendali kepala polda. Jika kesatuan di bawahnya juga tidak mampu mengatasi keadaan, harus dilakukan alih lintas, yaitu komando diambil alih kepala polda. Jika itu pun tidak cukup, kepala polda wajib melaporkan kepada Kepala Polri apakah perlu meminta bantuan kepada kesatuan TNI guna membantu Polri dengan status di bawah kendali operasi (BKO) Polri. Jika itu pun gagal, Presiden harus memutuskan agar TNI mengambil tindakan represif terbatas guna menstabilkan keamanan dalam jangka tertentu, lalu menyerahkan kembali kendali operasi keamanan kepada Polri.
Aturan perbantuan
Hingga kini, kita belum memiliki aturan perbantuan TNI, baik dalam bentuk UU Perbantuan TNI yang berdiri sendiri, UU Keamanan Negara, atau aturan hukum lain. Yang berlaku hanya koordinasi antara pimpinan Polri dan TNI di daerah dan/atau pimpinan Polri dan TNI di tingkat pusat dalam mengatasi ancaman keamanan di berbagai daerah. Kita juga belum memiliki tataran kewenangan tentang siapa yang bertanggung jawab atas keamanan daerah, kepala daerah (gubernur, bupati, wali kota), atau pihak kepolisian. Aturan tentang tata cara permintaan bantuan dari Polri ke TNI juga belum baku, apakah dilakukan Polri kepada TNI (tingkat daerah atau nasional) atau dari kepala daerah kepada Presiden.
Investigasi atas kejadian di Medan perlu dilakukan. Jika pemberitahuan unjuk rasa dilakukan kurang dari 3 x 24 jam, pihak Polri sepantasnya melakukan tindakan hukum yang tegas, yakni melarang unjuk rasa. Pihak intelijen kepolisian juga seharusnya sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan korlap demonstrasi agar demo berjalan damai dan tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Jika intelijen sudah mengetahui apa yang akan terjadi, intelijen keamanan Polri sudah melakukan peringatan dini untuk mencegah terjadinya pendadakan strategis seperti berubahnya demonstrasi damai menjadi anarki atau membeludaknya demonstran dari ratusan menjadi ribuan atau puluhan ribu. Jika eskalasi ancaman kian meningkat, Kepala Poltabes Medan wajib melaporkan kepada kepala polda dan kepala polda harus mengambil alih komando.
Salut atas sikap jantan Kepala Poltabes Medan yang menerima sanksi dari atasannya dengan mengatakan kesalahan penanganan demonstrasi ada pada dia, bukan pada kepala polda, karena ia sedang di ruang rapat dan tak berada di lapangan.
Polisi juga manusia dan bisa berbuat salah. Kesalahan sepatutnya diberi sanksi, tetapi jangan karena itu masa depan kariernya tertutup. Dari kesalahan itu, Polri mendapatkan pelajaran amat berharga untuk bekerja lebih baik lagi dalam menjalankan tugas-tugasnya di masa depan.


Ikrar Nusa Bhakti Profesor Riset Bidang Intermestic Affairs di Pusat Penelitian Politik-LIPI

Ketua Dewan Pers Ichlasul Amal dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa, mengemukakan, Dewan Pers mengecam keras penyalahgunaan pers untuk kepentingan propaganda politik, tetapi menolak pembredelan pers karena bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.


Dewan Pers mengemukakan, aparat dan masyarakat diharapkan dapat lebih proporsional melihat kaitan tragedi kekerasan unjuk rasa di Medan dengan dugaan penyalahgunaan pers sebagai sarana propaganda. Kekerasan yang terjadi di Medan diharapkan tidak melahirkan kekerasan baru serta tidak memunculkan ancaman bagi kemerdekaan pers.Pernyataan Ichlasul Amal itu menanggapi aksi masyarakat yang menuntut agar harian Sinar Indonesia Baru (SIB) yang terbit di Medan dibredel.
Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? (matius 6:27)

Jika anda tahu bahwa Anda harus menunggu, mengapa tidak memilih untuk menikmati hidup ini sambil Anda menunggu? Mengapa tidak bergembira sementara Tuhan sedang bekerja mengubah sesuatu?

ANTUSIASME 2008

Sungai dan laut bisa merajai ratusan lembah adalah karena mereka lebih rendah dari lembah-lembah-lembah lainnya, maka mereka menjadi pemimpinnya.

sebab itu, kalau ingin mengatasi manusia bicaralah dengan gaya merendah, kalau ingin memimpin manusia, bicaralah dengan gaya seoloah-olah dirimu tertinggal di belakang.

Begitulah orang suci berada di atas tanpa memberatkan manusia lainnya, berada di depan tanpa menghalangi manusia lainnya, berada di depan tanpa menghalangi menusia lainnya maka seisi dunia merasa bahagia dan tak bosan mendorongnya.

Karena ia tak bersaing, maka ia tak tersaingi.. (laozi)