Thursday, September 20, 2007

MENURUNKAN EGO, MENEMPATKAN HARGA DIRI

sungai dan laut bisa merajai ratusan lembah
adalah karena mereka lebih rendah dari lembah-lembah lainnya
maka mereka menjadi pemimpinnya.
sebab itu,
kalau ingin mengatasi manusia,
bicaralah dengan gaya merendah,
kalau ingin memimpin manusia,
bicaralah dengan gaya seolah-olah dirimu tertinggal di belakang
begitulah cara orang suci
berada di atas, tanpa memberatkan manusia lainnya
berada di depan, tanpa menghalangi manusia lainnya
maka seisi dunia merasa bahagia dan tak bosan mendorongnya
karena ia tak bersaing, maka ia tak tersaingi
( laozi )

Dalam suatu kotbah di GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) pernah saya dengar sebuah kutipan yang mengatakan ‘dosa yang paling gampang dibuat, adalah ketika harga diri tersentuh’, hal yang paling sulit dilakukan adalah menurunkan ego. Yup. Benar sekali.

Ada banyak orang menjadi marah dan berlaku kejam ketika harga dirinya tersentuh, ketika egonya naik. Contohnya seperti yang saya alami.
Ada beberapa hal yang paling saya benci di dunia ini : pertama berbasa-basi or berpura-pura di depan orang yang tidak kita sukai, kedua dipaksa menyumbang dengan cara yang membuat diri kita seolah manusia yang tidak pernah beramal, ketiga dihakimi seolah kita adalah manusia yang paling tidak bermoral-padahal kita termasuk orang suci (he..he) keempat dimintai duit ketika lagi bangkrut dan kelima ketemu dengan orang bebal yang tidak peduli dengan kesopanan, tidak tepat waktu, kurang tenggang rasa dll (ini bisa diartikan luas banget). wealah banyak amat sich yang tidak saya sukai..ini bahaya..berarti saya mudah tersentuh dosa akibat harga diri yang berlebih-lebihan.

Jika dipikirkan lagi lebih dalam, semua hal diatas berhubungan dengan harga diri dan ego, seolah kita adalah orang terpilih yang tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang, harus dihargai, dihormati, dianggap penting dan harus dimengerti. Padahal tidak semua orang mengenal keberadaan diri kita yang sebenarnya…sehingga pada akhirnya kita terjebak untuk memikirkan dan memusingkan hal itu sehingga apada akhirnya melenyapkan sukacita kita sebagai manusia yang memang tidak sempurna dan harus bisa menerima ketidaksempurnaan orang lain.

Apa yang kita dapat jika marah dengan orang yang mengecewakan kita? Timbul kekejaman pikiran (ntar gue sikat juga nih orang!), timbul rasa kasihan diri (udah gue tolong eh ngelunjak) timbul pikiran-pikiran negatif dan prasangka (jangan-jangan sengaja dia bikin kesel), hampa (karena pada akhirnya nurani kita tidak setuju dan menyesali apa yang telah kita ucapkan).

Pada saat kritis tersebut saya diingatkan untuk membaca kembali petuah dari laozi. Bagaimana menurut and, setuju?
Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? (matius 6:27)

Jika anda tahu bahwa Anda harus menunggu, mengapa tidak memilih untuk menikmati hidup ini sambil Anda menunggu? Mengapa tidak bergembira sementara Tuhan sedang bekerja mengubah sesuatu?

ANTUSIASME 2008

Sungai dan laut bisa merajai ratusan lembah adalah karena mereka lebih rendah dari lembah-lembah-lembah lainnya, maka mereka menjadi pemimpinnya.

sebab itu, kalau ingin mengatasi manusia bicaralah dengan gaya merendah, kalau ingin memimpin manusia, bicaralah dengan gaya seoloah-olah dirimu tertinggal di belakang.

Begitulah orang suci berada di atas tanpa memberatkan manusia lainnya, berada di depan tanpa menghalangi manusia lainnya, berada di depan tanpa menghalangi menusia lainnya maka seisi dunia merasa bahagia dan tak bosan mendorongnya.

Karena ia tak bersaing, maka ia tak tersaingi.. (laozi)