pendaran cahaya dan kata menghadirkannya disini…
seperti keajaiban tahun baru yang telah dijanjikan Tuhan
mari anggap kelajangan sebagai sebuah karunia
sebab tahun ini DIA terlalu sibuk menghibur mereka yang susah
ada baiknya kita membuat-NYA tersenyum dan bangga, ketimbang meminta-minta..
Apa yang dikerjakan orang-orang di penghujung tahun? Idealnya kumpul dengan keluarga. Hmmm..atau belanja, Tentu saja belanja untuk persiapan makan malam. Ada yang membeli terompet, kembang api atau hadiah. Ada yang mempersiapan kendaraan untuk jalan-jalan atau untuk beribadah akhir tahun. Yup. Tahun baru atau sisa hari menjelang tahun baru biasanya menjadikan orang sensitif, romantis dan peduli setelah bersibuk ria menjalani hidup selama satahun.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang kehilangan kekasih tahun ini, orang-orang yang ditinggal mati, orang-orang yang yang bersengketa sehingga belum bersedia membuka hati untuk memaafkan orang lain yang telah menyakiti. Orang-orang yang sedang kena musibah, yang tidak punya uang untuk membeli kembang api, untuk sekedar membahagiakan keluarga dan anak-anak nya.
Di penghujung tahun ini sejak awal, aku memang berencana nonton pesta kembang api di lapangan Adam Malik di Siantar pukul 00. Sudah hampir 6 tahun aku tinggal di kota ini, namun baru kali ini punya kesempatan. Siangnya ada undangan makan, sore ke gereja dan malamnya menulis atau nonton TV.
Pagi-pagi sekali aku sudah beres-beres rumah, sarapan pangsit, belanja ke pasar-siapa tau besok ada teman-teman yang mau datang. Nyatanya Pajak Horas begitu ramai, padat dan sesak. Semua berdesakan seolah takut kehabisan bahan. Yang girang tentu saja pedagang yang berkesempatan meraup untung sebesar-besarnya karena apapun yang ada, akan dibeli pada pagi itu. Kegemaranku memasak agak terganggu sehubungan dengan habisnya stok santan jadi.Uh.
seperti keajaiban tahun baru yang telah dijanjikan Tuhan
mari anggap kelajangan sebagai sebuah karunia
sebab tahun ini DIA terlalu sibuk menghibur mereka yang susah
ada baiknya kita membuat-NYA tersenyum dan bangga, ketimbang meminta-minta..
Apa yang dikerjakan orang-orang di penghujung tahun? Idealnya kumpul dengan keluarga. Hmmm..atau belanja, Tentu saja belanja untuk persiapan makan malam. Ada yang membeli terompet, kembang api atau hadiah. Ada yang mempersiapan kendaraan untuk jalan-jalan atau untuk beribadah akhir tahun. Yup. Tahun baru atau sisa hari menjelang tahun baru biasanya menjadikan orang sensitif, romantis dan peduli setelah bersibuk ria menjalani hidup selama satahun.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang kehilangan kekasih tahun ini, orang-orang yang ditinggal mati, orang-orang yang yang bersengketa sehingga belum bersedia membuka hati untuk memaafkan orang lain yang telah menyakiti. Orang-orang yang sedang kena musibah, yang tidak punya uang untuk membeli kembang api, untuk sekedar membahagiakan keluarga dan anak-anak nya.
Di penghujung tahun ini sejak awal, aku memang berencana nonton pesta kembang api di lapangan Adam Malik di Siantar pukul 00. Sudah hampir 6 tahun aku tinggal di kota ini, namun baru kali ini punya kesempatan. Siangnya ada undangan makan, sore ke gereja dan malamnya menulis atau nonton TV.
Pagi-pagi sekali aku sudah beres-beres rumah, sarapan pangsit, belanja ke pasar-siapa tau besok ada teman-teman yang mau datang. Nyatanya Pajak Horas begitu ramai, padat dan sesak. Semua berdesakan seolah takut kehabisan bahan. Yang girang tentu saja pedagang yang berkesempatan meraup untung sebesar-besarnya karena apapun yang ada, akan dibeli pada pagi itu. Kegemaranku memasak agak terganggu sehubungan dengan habisnya stok santan jadi.Uh.
Sewaktu cuci piring lagi-lagi ada insiden kecil, tanganku terluka kena pecahan kaca entah darimana. Darahnya mengalir cukup banyak. Thank God aku seorang dokter (hewan) yang tau itu hanya proses sementara. Namun tak urung rada ngeri juga membayangkan jika saja kecelakaan yang lebih besar..hiii. Rupanya gejala umum itu menghantui diriku, seolah takut kehilangan momen akhir tahun…sehingga harus selalu berhati-hati.
Belum cukup hal itu, anjingku malah muntah dan tidak mau makan. Ayam ku mati satu karena terluka lehernya seolah digigit vampire. He..he. Untung ada stok policrol-sebagai pengganti obat muntah dan melapisi perut. Masak dokter hewan manggil dokter hewan untuk hal sekecil ini? Aku masih sempat membeli obat antibiotik dan sejenis vaksin ayam sebagai pencegah menularnya penyakit ini.
Masih belum cukup. Di pagi menjelang siang, seorang teman NGO meminta dukungan sebagai dewan nasional sebuah lembaga forum di Indonesia. Akhirnya aku menyanggupi lewat e-mail, menulis surat dukungan, bikin tanda tangan dan stempel, di scan ulang dan dikirim via e-mail. Cukup sibuk sampai jam 13.30. Duh.
Siangnya aku cukup terhibur dengan undangan makan di rumah salah satu oom ku. Wah enak banget! Ada lemang, daging yang diberi sikam (ini khas simalungun), ada sangsang dan makanan lain yang bermacam-macam. Dalam acara itu ada kejadian lucu saat memberi makan pada orangtua berupa ayam yang diatur. Saat pemberian makanan biasanya diiringi kata-kata harapan.
Yang lucunya sempat diucapkan kata klise “panjang umur” dan sehat-sehat yang kemudian diralat jadi sehat-sehat saja- (sebab umur opung itu udah kepanjangan.. udah 90 tahun-an bo!, wakakak..) katanya buat apa umur panjang tapi tidak sehat he..he. Sebenarnya malah jangan-jangan diharapkan cepat pergi karena kalo kelamaan juga tidak menyenangkan. Apa boleh buat, Tuhan itu sulit dimengerti, orang muda yang masih sehat bisa meninggal duluan karena berbagai hal, namun orangtua yang sudah siap malah gak dipanggil-panggil padahal udah capek hidup di dunia ini. Ada-ada aja!
Apa yang hilang di akhir tahun ini? Keramaian, Keakraban, Kehangatan.
Yup. Di penghujung tahun sendirian juga rada gak enak karena bisanya aku jadi seksi repot menyiapkan masakan di rumah. Tapi kalo dipikir-pikir enak juga bisa bebas mau ngapain aja. Gak perlu direpetin untuk berbaju sopan atau dikomentarin jika makan terlalu banyak, atau diteriakin kalo terlambat ke gereja he..he. sebuah ritual yang berulang tiap tahun. Biasanya tepat jam 00 kami mengadakan kebaktian singkat disertai evaluasi glory dan kegagalan tiap anggota keluarga. Seterusnya tukar-tukaran kado, makan ronde 2 dan tentunya menerima kado dari anggota keluarga yang lain.
Aku jadi ingat CH, ketika kami lagi panas-panasnya jatuh cinta, kami meributkan apakah bertahun baru di surabaya atau jakarta. Walhasil kesimpulannya aku ikut dia. Tapi tentu saja diikuti perasaan gak enak. Tahun ini aku mengajaknya ke siantar tapi seperti biasa ego nya terlalu ditempatkan setinggi monas sehingga tidak mau mampir di aspal. Dia bersikeras tak mau datang.
Acara TV udah habis ditonton, termasuk berita masuk tahun baru di Indonesia timur dan tengah. Setengah jam sebelum pukul 00, akhirnya aku memutuskan untuk bergabung dengan masyarakat untuk melihat pesta kembang api. Aku pernah baca spanduknya the FLY akan mengisi acara berikut band dari medan. Beruntung rumah kontrakan ku tidak jauh dari situ. Rencananya aku mau parkir kendaraan di rumah tante dan jalan kaki ke lapangan. Namun jangankan ke lapangan, semua orang memadati jalan menuju kesana, Semua penduduk mulai bayi sampai orangtua tumplek di sana, semua kendaraan diparkir di pinggir jalan hingga bergerakpun susah!. Bahkan ada beberapa truk mengangkut segerombolan anak-anak dari daerah lain sudah beberapa jam yang lalu dengan sabar menunggu hiburan hi..hi mau nonton kembang api. Begini toh siantar di kala tahun baru. Thank God mereka punya pilihan dibanding dengan tukang sapu jalanan yang membereskan sisa sampah akhir tahun. Atau para korban banjir dan bencana alam longsor yang sedang susah di tempat pengungsian.
Apa yang paling nikmat di akhir tahun? Tidur..tidur n tidur. Rupanya liburan itu enak sekali.
Harapan : Agar lebih mandiri, lebih santai, tidak cengeng dan lebih bisa membantu orang lain-tanpa menggerutu? ih amit-amit!
Selamat Tahun Baru 2008 ! I miss my family, I miss Chrisman and Soda, also seven magnificient