Thursday, October 05, 2006

REFLEKSI ULANGTAHUN, Go with my bless!

life begin at 40?

Pagi tadi saat belanja, lagi-lagi gadis penjual sayur langganan saya memuji kulit wajah saya yang putih, halus, tanpa jerawat. Well, jika saya masih terlihat awet muda di usia yang termasuk banyak, tentunya ini salah satu dari sekian banyak berkat dari Tuhan yang harus saya syukuri.Namun omong-omong neh, sebenarnya bagi saya kehidupan itu dimulai pada usia 29!

Suatu pagi bulan Oktober tahun 1995, Pak Tua (boss saya di tempat bekerja) mengajak saya duduk di kursi makan.

"Vet-vet, saatnya tiba untuk keluar dari pulau-bukan karena saya mengusir, bukan karena saya tidak suka atau karena pekerjaanmu tidak baik, bukan sama sekali! Kamu sudah membuktikan bahwa perempuan mampu dan bahkan lebih bagus dalam bekerja menangani bisnis penangkaran dan ekspor ini-suatu hal yang saya ragu waktu pertama melihatmu. Namun tidak ada lagi ilmu atau hal baru yang harus dipelajari disini-semua serba rutin."

"Saya lihat kesedihanmu sudah hilang, Kamu bukan Pak Tua ini-yang berapa lama lagi akan mati, tidak boleh terlalu lama bersembunyi di tempat terpencil ini. Di luar sana masih banyak peluang terbuka lebar-yang lebih baik. Saya adalah manusia yang paling jahat dan tidak punya rasa keadilan, apabila membiarkanmu tetap disini, walaupun Pak Tua senang menghabiskan waktu dan hari tua berdiskusi denganmu. Go with my bless!"

Pak Tua menjabat tangan saya selayaknya menjabat tangan seorang ksatria yang akan berperang. Tanpa dihadiahi senjata pedang atau tombak, hanya berkat, doa dan keyakinan bahwa saya akan berhasil. Tapi saya masih senang disini………dan saya masih kehilangan sosok Bapak saya yang meninggal tahun 1994! (itu protes saya dalam hati plus kesedihan meninggalkan rumah dan orangtua kedua dalam hidup saya). Padahal sebenarnya saya takut, takut tidak bisa menemukan kegirangan hidup yang sama dengan alam sekitar-yang saya lalui selama satu tahun belakangan, takut karena tidak tahu apa yang akan terjadi di luar sana, takut menerima kenyataan bahwa orang yang saya jadikan arah selama ini-sudah tidak ada lagi, takut tidak bisa lagi berbaring melamun di landasan helikopter sambil memandangi langit berawan. Masih adakah tempat di luar sana yang bisa dijadikan rumah sekaligus pertapaan berpikir liar, bebas tanpa batas.

Dan puluhan tahun kemudian saya baru menyadari bahwa keputusan Pak Tua itu tepat! Mungkin jika tidak “diusir” saya akan menghabiskan masa muda saya dalam sebuah pulau terpencil bersama ribuan satwa primata yang tidak jelas apakah akan berkembang atau punah, ketidakpastian bisnis eksport dan ketidakpastian pertumbuhan jiwa, walaupun keindahannya sudah memabukkan akal sehat saya.

Begitu banyak yang saya temui di “luar sana” setelah saya meninggalkan Pulau Deli. Praktek dokter hewan, bisnis salon hewan dan pet shop, bergabung dengan walhi sebagai aktivis lingkungan-yang merupakan sekolah saya menemukan keberpihakan pada rakyat kecil, pendidikan politik, disain media, menjadi fasilitator, berbagai training dan pelatihan, kursus, bertemu orang-orang punya visi, perjalanan misi, petualangan keliling Indonesia, ikut dalam proses perubahan demokrasi, terlibat di dalamnya, menjadi kekasih banyak orang, bercinta dan mencintai banyak laki-laki dan menjadi dewasa karenanya, dan yang terutama menjadi manusia pemimpi, yang memilih untuk menjadi “bukan manusia biasa-biasa.”

So, jika anda membayangkan bahwa ulangtahun ke-40 harus nya dirayakan secara besar-besaran dengan pesta meriah, makan-makan dan sejumlah undangan-nyatanya itu tidak terjadi. Di Ulangtahun kali ini, Saya justru repot melayani tamu pembicara untuk sebuah pertemuan dialog publik, makan nasi goreng limaribuan di kantin dekat kantor, menerima sejumlah hadiah dari keluarga di jakarta, ucapan selamat dari teman dekat, mendengar beberapa lagu batak, menertawai kehidupan dan bercinta dengan getaran dahsyat.

Satu hal yang akan kuingat tahun ini, Ciumannya menghanyutkan, membuatku seakan tidak peduli lagi apakah matahari akan terbit esok. Kehidupan berlanjut terus, anda tentunya setuju bukan?

salut,

cp

Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? (matius 6:27)

Jika anda tahu bahwa Anda harus menunggu, mengapa tidak memilih untuk menikmati hidup ini sambil Anda menunggu? Mengapa tidak bergembira sementara Tuhan sedang bekerja mengubah sesuatu?

ANTUSIASME 2008

Sungai dan laut bisa merajai ratusan lembah adalah karena mereka lebih rendah dari lembah-lembah-lembah lainnya, maka mereka menjadi pemimpinnya.

sebab itu, kalau ingin mengatasi manusia bicaralah dengan gaya merendah, kalau ingin memimpin manusia, bicaralah dengan gaya seoloah-olah dirimu tertinggal di belakang.

Begitulah orang suci berada di atas tanpa memberatkan manusia lainnya, berada di depan tanpa menghalangi manusia lainnya, berada di depan tanpa menghalangi menusia lainnya maka seisi dunia merasa bahagia dan tak bosan mendorongnya.

Karena ia tak bersaing, maka ia tak tersaingi.. (laozi)