Sunday, December 30, 2007

KALAIDOSKOP 2007-dua


Peristiwa

Ada beberapa peristiwa yang aku catat dalam organizerku, yang pertama aku kehilangan ibuku tanggal 5 februari 2007. Aku harus kembali lagi ke Jakarta, padahal baru saja tanggal 15 Januari aku balik ke siantar setelah merayakan tahun baru yang terakhir. Masih kuingat perjalanan yang begitu jauh dan menyedihkan sepanjang siantar-medan-jakarta, ditengah kondisi penerbangan di Indonesia yang amburadul. Saat itu masyarakat masih trauma dengan hilangnya pesawat adam air jurusan surbaya-menado di kawasan sekitar Makasar.


Aku berangkat sendiri mendahului keluargaku. Tak putus-putusnya aku berdoa agar rombongan keluarga dari Sumatra tiba dengan selamat di Jakarta. Saat itu pula Jakarta sedang kacau karena dilanda banjir besar-besaran. Masih kuingat bis bandara yang kunaiki melewati genangan air setinggi 50 cm di depan Citraland menuju RS Dharmais-tempat ibuku disemayamkan karena tidak praktis jika dilakukan di rumah. Dari atas jembatan tol aku bergidik menengok perahu karet tim sar sedang beroperasi di bawah sana, gelap, dingin dan sepi.

Thank God upacara adat dan pemakaman berjalan dengan indah dan lancar. Baru kusadari bahwa orang mati perlu menjalani proses penghantaran kemuliaan yang cukup rumit namun bisa disederhanakan dengan kesepakatan bersama. Aku bangga sebagai anak dilahirkan dari keluarga sederhana namun terhormat. Sama halnya dengan Bapak ku yang meninggal juni 1994, Ibuku menjalani proses upacara kematian (upacara penghormatan) yang bermakna dan memberi berkat. Orangtua ku termasuk manusia-manusia baik yang layak dijadikan contoh semasa hidupnya. Meminjam istilah alof-“telah memenangkan pertandingan dengan baik“Tidak semua orang seberuntung orangtua kami.

Ibuku mengidap penyakit gula selama puluhan tahun, akibat mengkonsumsi obat secara rutin, maka obat itu mempengaruhi ginjalnya. Sejak september 2006 beliau sudah menjalani cuci darah 2 kali seminggu, akibat kondisi ginjalnya yang tinggal berfungsi 5 %. Itupun setelah kami membujuknya. Pengalaman ini membuat keluargaku lebih hati-hati dalam menjaga kesehatan. Tidak berfungsinya ginjal, rupanya tidak hanya dialami orangtua, namun juga anak muda- ada pasien yang baru berumur 27 tahun- penyebabnya bermacam-macam. Sering kubayangkan bagaimana mereka begitu tabah menyambung hidup ditemani keluarga. Tiap kali menemani ibuku cuci darah, selama 4 jam aku jadi punya kesempatan ngobrol dengan pasien dan keluarga mereka.

Tanggal 28 Maret aku untuk pertama kalinya ceramah HIV-Aids di depan para waria kota siantar. Pengalaman seru yang sempat bikin grogi karena aku belum terbiasa bergaul dengan mereka. Di kemudian hari malah aku terlibat lebih jauh karena berkesempatan menjadi direktur sebuah lembaga yang mendampingi para waria, homo dan wanita penjaja seks-dalam kerangka menekan laju epidemi hiv-aids.

Tanggal 4 Juli aku dapat teman serumah lagi.

Tanggal 7 Juli Taufik Harahap (my room mate selama 3 tahun) nikah di Padangsidempuan, aku gak bisa hadir karena gak ada teman juga kendaraan (baca berat di ongkos!)

22 September aku dilatik menjadi direktur eksekutif Bina Insani

23 September tembok belakang rumah rubuh diterjang banjir.

2 Oktober hari ulang tahunku, kami makan malam di rumah secara sederhana-sekalian juga hari mp bebas bicara. Aku senang karena orang yang kuharapkan datang akhirnya bisa kumpul bersama keluargaku.


29 oktober guru smp ku meninggal dunia. Ya ampun aku sedih banget karena terakhir sms an dia menolak ku ajak nonton Film Superman.

Tempat-tempat yang baru pertama kali aku kunjungi

· Tanggal 29 Januari aku berkesempatan mengujungi sebuah daerah bernama tiganderket-daerah karo sekitar 2 jam dari kota kabanjahe. Sebuah daerah yang merupakan kampung halaman wakil ketua KPU Ramlan Surbakti. Daerah yang begitu indah dan subur, bahkan di sana ada sebuah danau bernama laukawar yang sangat bagus untuk daerah pariwisata, namun belum ditata dengan baik terutama jalan menuju lokasinya yang masih belum cukup diaspal.

· 19 Mei aku menemani chrisman bertapa di samosir. Hiks. Aneh, lokasi samosirnya gak jelas sehingga kami nginap di hotel silintong. Rada serem juga ada orang yang suka bertapa dalam dingin malam-bahkan saat itu hujan badai dan petir berkali-kali menyambar. Dia tidak menemukan apa yang dicarinya dan kami pulang kembali ke siantar.

· 16 Juni (seharusnya tanggal pernikahanku) aku dan keluarga jakarta nginap di hotel Carolina, ternyata tempatnya lumayan bagus dan cocok untuk santai nulis n baca buku karena tidak ada TV kecuali di ruang restoran yang sekaligus ruang tamu hotel. Lucu juga di tengah liburan nerima sms ucapan selamat menempuh hidup baru dari teman-teman lama, padahal aku gak jadi nikah.

· 27 Juli aku berkesempatan ikut acara strategic planning UEM di KSPPM Prapat. Wah baru kali ini aku ketemu orang-orang KSPPM!-selama ini cuma denger dari cerita2 aja. Tempat pelatihan mereka bagus dan pemandangannya indah.

· 29 Agustus ke saribudolok dalam rangka yayasan cinta desa-meninjau proyek2 bantuan peternakan dan ubi jalar. Lumayan juga hasilnya. Aku sempat membuat liputan tentang ekspor ubi jalar ke Jepang. Begitu banyak potensi daerah ini yang belum digali. Buset dah.

· 18 Oktober untuk pertama kalinya aku ke Porsea-kebetulan ada acara pernikahan adik nya Pak Toni anggota KPU Sumut. Pengalaman nyoba minuman khas porsea teh susu rasa milk shake waktu panas eh pas dingin baru terasa amis telor nya yeachhhttt! Apes dah.

· 31 Oktober aku baru petama kalinya jalan2 wisata ke PT Inalum melihat cara kerja mereka memasok listrik di Sumut. Pengalaman mendebarkan karena aku diajak langsung oleh bagian humasnya ke kedalaman 200 meter di bawah tanah untuk melihat kerja turbin dari air terjun. Hiiiiiii…aku membayangkan kalo didorong ke dalam seperti di film-film James Bond, alamat keberadaanku tidak akan diketahui lagi.

· 1 November baru tahu yang namanya Muara, sebuah kawasan sisi lain danau toba yang indah dan tenang. Sempat juga mampir di lapangan terbang silangit, sarapan mie gomak bersantan (mie besar2 mirip sphageti) dan juga ke wisata Sipinsur. Tau kan sipinsur itu semacam bukit tinggi dan dari situ kita bisa melihat keindahan danau toba dari sisi lain. pokoke romantis deh.

· 19-23 November untuk pertama kalinya menginjak Tana Toraja dan Makasar. Melewati beberapa kabupaten dan kota selama 9 jam perjalanan dari makasar ke toraja. Wah! kok bisa-bisanya turis bela-belain melakukan perjalanan jauh menikmati mayat yang dimasukan ke lubang gua disana. Hebat. Kapan ya daerahku yang tak kalah hebat bisa seperti mereka. Aku akan bikin tulisan tersendiri untuk hal ini.


. di akhir desember ternyata aku baru tahu kalo blogger ini di bikin links sama bang Mula Harahap. Wealah...malu deh..aku belum sehebat dia kalo nulis..tapi jadi bangga seh. Trus Mbak Tini pun memberi komentar. Rupanya aku hilang dari peredaran dan satu2 nya untuk tau apa yg aku kerjakan ya lewat blogger ini.Aku pikir yang suka baca tulisanku cuma chrisman doang...


bersambung...

Wednesday, December 26, 2007

KALAIDOSKOP 2007-satu

Akhirnya..


Setelah 2 bulan sibuk, aku punya kesempatan duduk di depan komputer untuk menulis.
Tak terasa tahun 2007 akan berakhir. Begitu banyak peristiwa suka maupun duka terjadi. he..he jika aku buka organizerku (btw aku rajin menulis peristiwa2 penting dalam buku -:) maka ada banyak perubahan dalam diriku termasuk menjadi lebih sabar dalam menghadapi persoalan. Untuk kesekian kalinya aku dipromosikan Tuhan ke posisi dengan level lebih tinggi, taela..
Yup. aku sendiri heran kok bisa-bisanya aku menjalani tahun 2007 ini dengan kejutan-kejutan menyenangkan namun juga memilukan hati untuk kemudian menjadi suatu ketegaran baru, pemahaman baru dan tentunya tanggung jawab baru.
Hari ini aja ada kelucuan-kelucuan aneh. Baru saja seorang namboru yang tidak aku kenal menelepon untuk menjodohkan anaknya denganku. Hah? Mau ya sama anakku? hiiii untung aja aku gak datang ke gereja hari ini, pasti ketemu beliau dan dikenalin. Masalahnya ada banyak cowok2 simalungun yang sedang pulang kampung dan sempat2 nya bermaksud mencari istri. Mungkin orangtua mereka sudah mendesak supaya tahun depan bisa menikah, dan mungkin saja mereka mendengar ada br purba gokil yang sedang dan betah melajang-sudah berumur pula, anggota KPU & direktur LSM-pasti gajinya banyak! hiii..that's me! Padahal asumsi itu tidak semuanya benar.
Dan aku kembali terhempas pada pertanyaan: Masihkah perlu menikah? manakala otakku sudah dipenuhi berbagai rencana dan kesibukan di tahun 2008 nanti?
Btw untuk pertama kalinya aku tidak pulang ke Jakarta dalam merayakan natal dan tahun baru kali ini. Horeeee..,untuk pertama kali pula aku akan menikmati pesta kembang api di lapangan adam malik setelah hampir lebih 5 tahun menjadi penduduk siantar. Biasanya tepat tanggal 28 desember pasti aku pulang untuk mengikuti tradisi keluargakut, ikut kebaktian tutup tahun dan tukaran kado. Namun sejak kematian ibuku di bulan febuari tahun 2007, seolah tak ada lagi orang yang ingin kuberi bingkisan. Keponakan2 dan saudara mungkin masih terlalu kaya untuk menerima kado..bahkan keponakan2 ku yang udah bekerja, setiap kali kubagi duit malah bilang.."bener neh, tante punya duit?, jangan2 udah gak makan di siantar! atau yang belum bekerja akan berkata: "tan, kalo cuma gocap mah ogah"! dasar anak jaman sekarang...he..he.
Alasan kedua aku tidak pulang adalah karena waktu yang sempit. Ada beberapa tugas yang harus kuselesaikan di akhir tahun ini, antara lain sosialisasi pemilihan gubernur sumatra utara-khususnya mengenai daftar pemilih. kadang2 rakyat ini rada bolot juga. Udah diwanti-wanti mendaftar ke kelurahan masing2 kalo mau ikut pemilu eh pas hari H malah demo kenapa gak terdaftar, gak punya kartu lah dsb.Buset. Oleh karena itu gue aku sebagai koordinator sosialisasi mulai besok berhalo-halo ke tiap kelurahan untuk mengumumkan penduduk kota ini agar segera mendaftar or mengecek lagi apakah memang sudah terdaftar.
Alasan ketiga adalah gue sedih aja karena udah yatim piatu n gak ada orang di rumah jakarta sana, plus bete naik pesawat di tengah cuaca yang gak karuan ini akibat perubahan iklim. Disamping itu sayang aja duitnya kalo cuma bisa liburan sebentar :)
Alasan keempat gue lagi seneng nulis dan punya kesempatan aja, setelah berkutat ama kerjaan selama 2 bulan, rasanya enak aja bisa bebas-mau utak atik foto, bikin brosur, bikin tor diskusi dan tentu aja pesta panggang ama temen2 gue. Rasanya kota ini makin bisa bikin betah sebab baru seminggu ini udah dilaunching pizza house-alamat gak perlu repot2 ke medan bo!

Monday, October 29, 2007

KATA KATA YANG RELEVAN



Tuhan tidak pernah menyuruh kita untuk
mengulang-ngulang kesakitan dan penderitaan kita




Minggu terakhir di Bulan Oktober saya mendapat banyak pengalaman positif dari maki-makian orang di sekeliling saya. Ada yang marah kepada saya karena saya dianggap mengkritik terlalu pedas, ada yang marah pada saya karena tidak diloloskan masuk sebagai anggota PPK (panitia pemilihan kecamatan untuk pemilihan umum gubernur) ada yang marah pada saya karena tidak diberi THR (darimana pula duitnya), ada yang marah pada saya karena diperlakukan tidak adil, bahkan sahabat baik saya-seorang pejuang perempuan, membanting telepon dan mengusik ideologi dan keberpihakan saya terhadap perempuan hanya karena saya tidak mengikutkannya sebagai anggota PPK!!!


Pada saat mereka marah, saya mulai menyadari sifat asli mereka, ternyata begitu banyak orang yang berprilaku berlawanan seperti yang selama ini saya lihat atau saya asumsikan. Contohnya seorang teman dekat saya, perempuan, pernah menjadi pengurus sebuah partai bahkan menjadi calon legislatif pada Pemilu 2004. Dia cerdas, berani, seorang pejuang, tukang lobby yang oke, pembela rakyat miskin, keberpihakan nya pada perempuan tidak diragukan lagi, sarjana hukum, seorang ibu yang penuh kasih sayang. Sekarang dia menjadi PNS di Pemerintahan Kota Siantar.

Pasalnya dia melamar menjadi anggota PPK, untuk membantu KPUD dalam pemilu gubernur april 2008 nanti. Dalam persyaratan uu penyelenggara pemilu No. 22 yang baru terbit 2007, ada salah satu syarat mengatakan bahwa untuk menjadi anggota PPK adalah tidak menjadi anggota partai politik atau sekurang-kurangnya tidak menjadi anggota partai politik minimal 5 tahun.

Nah teman saya ini ngotot mengatakan toh dia bukan anggota partai politik lagi-karena sudah jadi PNS, dia satu-satunya perempuan yang melamar, sementara ada syarat keterwakilan perempuan 30%,jadi kenapa dia tidak diloloskan menjadi anggota PPK???!!!!

Teman saya ini memaki saya di handphone dan jelas-jelas mengatakan dia berkurang respeknya terhadap saya yang "katanya" pejuang perempuan. Seharusnya saya membela dia dalam rapat pleno KPU bukannya malah ikut dalam keputusan mencoret dia 4:1, seharusnya saya memformasikan diri dalam keputusan 2:3 jadi even dia tetap dicoret-dia senang karena sebagai teman saya membelanya.


Deg! tiba-tiba kepala saya pusing, jantung saya berdenyut keras seolah ada yang menusuk disana. Dengan masih mencoba bersabar, saya terima dan tanggung kekesalan hatinya. Saya tidak mau munafik membela dia hanya untuk menyenangkan hati seorang kawan. Saya katakan mohon dimengerti karena keputusan saya adalah karena pertimbangan saya sendiri, bukan karena dia tidak layak, bukan karena dia tidak memenuhi syarat, bukan karena tidak memihak perempuan, tetapi ini hanya persoalan administratif dan keyakinan saya akan syarat undang-undang yang baru. Seharusnya teman saya ini sadar bahwa sejak awal saya tidak menganjurkan nya mendaftar karena terhambat syarat UU tersebut.

Saya tidak tahu apa yang terpikir dalam otak teman saya, yang jelas saya seolah diantar kepada situasi tidak enak-seolah sebentar lagi saya akan kehilangan satu teman atau bahkan kehilangan respek beberapa teman karena keputusan ini. Teman saya menelepon untuk memastikan bahwa saya memang tidak membelanya pada rapat pleno, kemudian dia menutup telepon dengan keras. Ya ampun! dunia seolah runtuh.

Saya mencoba merenung dan memikirkan keputusan saya. Masak sich karena tidak diloloskan, dia akan membenci saya, toh menjadi PPK bukanlah sesuatu yang penting, bukan sampai membuatnya mati, tidak akan membuatnya tidak makan karena toh dia udah jadi PNS, apalah gaji 400 rb selama 8 bulan bagi teman saya yang cerdas dan berani itu., sebagai tambahan? disaat masih banyak calon PPK lain yang melamar adalah orang-orang yang membutuhkan kerjaan, membutuhkan uang untuk membiayai keluarganya. Apakah nilai pertemanan kami lebih rendah dari 400.000 x 8 ???? Apakah saya dinilai bukan pejuang perempuan hanya karena persoalan yg bagi dia mengecewakan ini?

Akhirnya saya berkesimpulan, baiklah saya tidak akan terpengaruh dengan situasi ini. Untuk menenangkan hati, saya mengirim sms mohon maaf dan berharap suatu hari nanti dia akan mengerti. Namun dengan tegas saya katakan, jika saya seorang teman maka saya juga kehilangan respek jika pertemanan kami diukur dari situ dan dia tidak berhak menghakimi dan menggores perjuangan dan ideologi saya hanya karena persoalan ini. Saya minta maaf karena mengecewakannya dan berterima kasih atas tegurannya.

Selang 20 menit kemudian teman saya itu minta maaf atas kata-katanya yang kasar dan mulai menyadari kekhilafan nya menilai saya. Saya lega. Saya bersyukur.

Seorang teman, dalam beberapa detik berubah menjadi orang yang tidak kita kenal selama ini, tidak seperti yang kita asumsikan, tidak seperti yang kita lihat. Boleh marah, tapi jangan pernah menghakimi keyakinan dan menggores harga diri teman kita. Saya mencoba mengingat kembali, sudah berapa kali dalam hidup ini saya mengeluarkan kata-kata atau makian seperti teman saya....sudah berapa kali kita menyakiti teman kita hanya karena kita sedang hilang kendali..?

Kata-kata sekali diucapkan akan berbekas. So berhati-hatilah. Semakin kita sering menyakiti orang dengan kata-kata yang tidak relevan maka hidup kita akan pahit. Saya masih ingat, pernah seorang anggota DPR perempuan mengomentari saya (hi..hi waktu itu dia tidak tau saya) : "siapa sih yang menggoreng emping hingga coklat begini, pasti orang paling goblok sedunia!'

Hanya karena sekali menggoreng emping gosong..., bukan berarti kita orang tergoblok di dunia bukan? :-)

so..jangan diambil hati lah, bisa sakit jantung.

let's heal and to be healed.










Monday, October 15, 2007

LIFE IS TOO SHORT TO WORRY


Jika Tuhan memilih kita untuk selamat, pasti ada alasannya
tapi aku percaya ini:

jika ada luka, harus kita coba sembuhkan
dan jika ada yang sakit tidak ada obatnya,
harus kita cari (taken from captain corelli mandolin)
halaman rumahku setelah kena banjir besar akibat pembangunan kantor partai demokrat, yang ketuanya adalah walikota pematangsiantar. foto 24 september 07
MAU TAU SIAPA DIA KLIK www.resiahaan.info




Uh..sebulan lebih yang melelahkan, sibuk mulu, gak sempat istirahat dan bernafas! gak sempat nulis ataupun baca, gak sempat potong rambut, gak sempat beresin baju, gak pernah nonton tv atau baca koran (ini gaya hiperbola lho..)

6-10 september

Dimulai sejak 6 september lalu, harus masukin lamaran posisi direktur eksekutif bina insani. Membongkar resume, mengetik sampe pagi, ke warnet kirim e-mail trus harus ngambil barang ke tempat famili yang jauh, nyasar di jakarta, salah naik angkot, ketemu teman dari surabaya, main ke rumah, besoknya packing pulang ke medan, harus ke ATM dll. Sampe di Medan tanggal 10 september, langsung ketemu kanalan baru tapi orang lama, ngobrol ampe malam dan pulang dalam keadaan letih jam 11 malam!

11-16 september

Sampe kantor check speedy ku udah gak karuan karena dipake staf yang gak ngerti. Buset dah!ngurus potong rumput yang udah tinggi di halaman depan, kencan dengan manajer speedy..uh..ini termasuk melelahkan juga:), partonggoan sektor, belanja keperluan rumah, arisan sigumonrong dan pesta olob2 di gereja.

17 -23 september

yang ini lebih parah, psikotes mendadak dan panggilan wawancara, kedatangan tamu yang minta anak gadisnya dicarikan kerja, keluhan mengenai gaji guru sekolah menengah GKPS, wawancara lagi pukul 15, kehujanan, lari ke acara buka puasa undangan walikota, lari lagi wawancara sampai pukul 11 malam.kehujanan lagi. Thank God fisik ku diberi kekuatan hingga tidak jatuh sakit. Diskusi dengan teman lsm, melayat mertua ketau dprd siantar di medan, ketemu dewan pengurus lsm, partonggoan lagi tiap jumat sore, ke tempat namboru ngasih titipan dari jakarta, besoknya penetapan jadi direktur bina insani.
Besoknya tembok belakang rumah rubuh diterjang banjir besar, angsa ku satu hilang, satu mati ketimpa pagar besi, kamar ku kebanjiran hingga karpet dan lemari basah semua, seluruh ruangan dipenuhi rumput dan lumpur setebal 10 cm, halaman porak poranda. Aku malam itu tidur diatas genangan air semata kaki .Thanks God (lagi) aku masih selamat dan tabah malam itu dilanda ketakutan karena menghadapi musibah sendirian.
Aku sudah menulis surat pengaduan tertanggal 26 september 07 dan mohon kunjungan kepada pihak dinas tata kota dan sudah menyurati ketua partai demokrat yang juga WALIKOTA PEMATANGSIANTAR namun tak juga ditanggapi hingga tanggal ini. Websitenya dibuat tanpa ada kolom komentar dan tidak dipublikasikan. aneh..HP nya berganti-ganti nomor dan HP ajudannya juga berubah seolah HP gubernur :)
Akhirnya malam tanggal 17 oktober aku menelepon camat daerahku, menelepon sekretaris partai untuk mohon kunjungan..minimal melihat seberapa parah musibah yang terjadi. Jangan seperti kepala dinas tata kota yang mengatakan itu sebagai bencana alam. Janji meneliti namun sampai saat ini tak kelihatan batang hidungnya. Kota ini sudah sakit sekarat ditambah pejabatnya yang cuma bisa cari muka menutupi kesalahan atasannya.
Aku mengadu sebagai warga siantar belum sebagai KPU yang sudah bekerja menyelenggarakan pemilu bagi 30 anggota DPRD kota ini ataupun sebagai pengelenggara pemilihan kepala daerah-walikota pematangsiantar.
Jika orang seperti aku saja tidak diperdulikan bagaimana dengan rakyat biasa?
aku baca dari media lokal, kantor itu belum punya IMB, gedung partai yang dibangun tidak memperdulikan bahaya yang ditimbulkan bagi daerah sekitarnya. Gedung itu berdiri dengan arogan tanpa membuat saluran drainase untuk air hujan sehingga air dalam jumlah besar mengalir ke arah rumahku dan menyebabkan rumahku seperti diterjang tsunami.

24-30 september

Dalam keadaan tertekan dan trauma aku harus memimpin rapat perdana di kantor, 2 kali pagi dan sore. Berlanjut ke kantor satu lagi. besoknya menghadiri acara di rumah anak2 nias, rapat keuangan, menandatangani beberapa surat, mengirim surat klarifikasi, tanda tangan gaji staf, mengirim surat pengaduan ke tata kota dan ketua partai demokrat soal banjir di rumah, ke saribudolok bikin beberapa gambar dan wawancara tentang ubi jalar, program dan mengunjungi petani yang menerima bantuan.

1-7 oktober

kedatangan tamu dari jerman, makan siang, ada audit keuangan, acara ulangtahun, belanja kue dan makanan, beresin rumah,nyiapin rapat perubahan proposal, membaca surat kontrak, ke tempat gadai, nyiapin kedatangan lily, nyiapin surat staf, ikut pelatihan wcc, masak, kedatangan tamu para kurcaci yang say hello dan berniat jadi PPK, cari alamat anak buah untuk PPK, datengin camat, kirim surat petunjuk perekrutan PPK

7-14 oktober

placement tes para staf, membongkar proposal, bolak balik 2 kantor, betulin komputer, instal speedy, rapat keuangan dan kontrak kantor, cek keuangan, cek inventaris, belanja ayam untuk acara adat, menjemput tante, ke pesta di balei bolon, betulin genteng bocor, menulis laporan dan kunjungan pengurus. wah..

so..this is me. I think I need a hug ;-)

mohon maaf tidak sempat mengucapkan selamat Idul Fitri.


Thursday, September 20, 2007

MENURUNKAN EGO, MENEMPATKAN HARGA DIRI

sungai dan laut bisa merajai ratusan lembah
adalah karena mereka lebih rendah dari lembah-lembah lainnya
maka mereka menjadi pemimpinnya.
sebab itu,
kalau ingin mengatasi manusia,
bicaralah dengan gaya merendah,
kalau ingin memimpin manusia,
bicaralah dengan gaya seolah-olah dirimu tertinggal di belakang
begitulah cara orang suci
berada di atas, tanpa memberatkan manusia lainnya
berada di depan, tanpa menghalangi manusia lainnya
maka seisi dunia merasa bahagia dan tak bosan mendorongnya
karena ia tak bersaing, maka ia tak tersaingi
( laozi )

Dalam suatu kotbah di GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) pernah saya dengar sebuah kutipan yang mengatakan ‘dosa yang paling gampang dibuat, adalah ketika harga diri tersentuh’, hal yang paling sulit dilakukan adalah menurunkan ego. Yup. Benar sekali.

Ada banyak orang menjadi marah dan berlaku kejam ketika harga dirinya tersentuh, ketika egonya naik. Contohnya seperti yang saya alami.
Ada beberapa hal yang paling saya benci di dunia ini : pertama berbasa-basi or berpura-pura di depan orang yang tidak kita sukai, kedua dipaksa menyumbang dengan cara yang membuat diri kita seolah manusia yang tidak pernah beramal, ketiga dihakimi seolah kita adalah manusia yang paling tidak bermoral-padahal kita termasuk orang suci (he..he) keempat dimintai duit ketika lagi bangkrut dan kelima ketemu dengan orang bebal yang tidak peduli dengan kesopanan, tidak tepat waktu, kurang tenggang rasa dll (ini bisa diartikan luas banget). wealah banyak amat sich yang tidak saya sukai..ini bahaya..berarti saya mudah tersentuh dosa akibat harga diri yang berlebih-lebihan.

Jika dipikirkan lagi lebih dalam, semua hal diatas berhubungan dengan harga diri dan ego, seolah kita adalah orang terpilih yang tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang, harus dihargai, dihormati, dianggap penting dan harus dimengerti. Padahal tidak semua orang mengenal keberadaan diri kita yang sebenarnya…sehingga pada akhirnya kita terjebak untuk memikirkan dan memusingkan hal itu sehingga apada akhirnya melenyapkan sukacita kita sebagai manusia yang memang tidak sempurna dan harus bisa menerima ketidaksempurnaan orang lain.

Apa yang kita dapat jika marah dengan orang yang mengecewakan kita? Timbul kekejaman pikiran (ntar gue sikat juga nih orang!), timbul rasa kasihan diri (udah gue tolong eh ngelunjak) timbul pikiran-pikiran negatif dan prasangka (jangan-jangan sengaja dia bikin kesel), hampa (karena pada akhirnya nurani kita tidak setuju dan menyesali apa yang telah kita ucapkan).

Pada saat kritis tersebut saya diingatkan untuk membaca kembali petuah dari laozi. Bagaimana menurut and, setuju?

Wednesday, September 12, 2007

Feminisme, Lajang dan Seks Bebas

Surat Kepada Seorang Feminis
Dear Mbak Carol yang baik,...

Sebelumnya aku minta maaf jika ada kata-kata yang salah dariku yang menyinggung Mbak Carol pas kita ngobrol kapan hari lalu. Tapi sungguh mengasyikkan bisa berdiskusi dengan seorang feminis, anggota KPUD dan seorang dokter hewan.
Namun yang membuatku bergairah berdiskusi dengan Mbak adalah ketika Mbak menyebutku sebagai seorang yang tak mengerti akan feminisme dan menyamakan feminisme dengan sex bebas. Yuk kita bahas satu persatu masalah ini (mulai serius nih,..hehehehe)
Feminisme,...mungkin memang aku gak terlalu banyak tahu tentang hal yang satu ini. Tapi paling tidak aku selalu baca rubriknya di harian Kompas tiap hari Senin. Jadi sedikit-sedikit aku tahu tentang hal ini. Menurutku feminisme adalah sebuah faham yang ingin memperjuangkan kedudukan perempuan yang lebih adil di tengah budaya patriarkhi yang masih kental ini. Berusaha mendudukkan posisi perempuan sejajar dengan pria. Tentu definisi ini bisa salah dan masih bisa diperdebatkan.
Jawaban:
ya. Kurang lebihnya arti feminisme menyangkut kesadaran dan pengakuan "bahwa telah terjadi ketimpangan" dalam posisi, pola relasi dan peran antara laki-laki dan perempuan. Seorang feminis adalah seorang yang berjuang memperkecil ketimpangan itu.

Masalahnya yang kulihat di kenyataan (dan mungkin juga banyak orang awam melihat) orang yang memproklamirkan dirinya feminis terkesan “beda” dengan perempuan kebanyakan. Bedanya misalnya mereka betah melajang (tentu dengan banyak alasan) bahkan berniat gak nikah seperti Ayu Utami contohnya. Namun ada yang menikah namun berkomitmen tidak memiliki anak seperti Wardah Hafidz (sorry kalo salah nama) dari Urban Poor Consortium. Dan mungkin juga Mbak Carol termasuk salah satunya,...heheheh. Dan tentu masih banyak contoh yang lain.
Jawaban:
Yang membedakan seorang feminis dan bukan adalah "tingkat kesadarannya" Seorang feminis tidak hanya berjenis kelamin perempuan, di jakarta ada sebuah kelompok laki-laki feminis yang beberapa tahun ini dideklarasikan. Laki-laki dan perempuan dapat bekerjasama memperjuangkan dunia yang lebih adil bukan?:) seorang feminis bisa laki2 atau perempuan.
Tentu fenomena ini bagi orang awam sepertiku (dan mungkin bagi yang lain) terasa aneh. Mungkin Mbak bisa menerangkan mengapa hal ini bisa terjadi. Karena standar yang ditetapkan terlalu tinggi, terlalu sibuk dengan aksi sosial atau jangan-jangan memandang rendah atau merasa tidak selevel bersanding dengan laki-laki yang “kuper” akan feminisme kayak aku? Padahal dalam banyak benak orang Indonesia (termasuk aku) yang masih berpegang pada nilai-nilai agama. Keyakinan seperti di atas tentu dirasa aneh. Apalagi di jaman seperti ini yang permisif dan penuh godaan. Membujang tentu sebuah perjuangan yang maha berat. Salut buat Mbak yang kokoh berpegang pada nilai-nilai agama dan norma.
Keputusan Seseorang betah melajang tidak ditentukan oleh feminis tidaknya seseorang. Keputusan itu adalah pilihan bebas tiap pribadi; yang bukan pada tempatnya kita persoalkan :) Banyak para feminis yang berumah tangga sama baik dan buruk nya dng yang bukan feminis. Nah ketika anda mempersoalkan pilihan seseorang untuk nikah-tidak nikah, punya anak-tidak punya anak maka anda sudah masuk kedalam wilayah privasi yang mungkin saya anggap kurang senonoh-karena berpretensi mengasumsikan orang, menilai bahkan terkesan mendiskriminasi.
Mungkin itulah bukti 'kekuperan anda '- mencoba mendefinisikan hidup orang lain atas dasar pemikiran pribadi anda yang belum jelas kebenarannya" Tak pernah saya baca dalam kitab suci manapun, yang mengharuskan orang untuk menikah untuk bisa masuk surga-yang ada hanyalah bagaimana manusia mengupayakan berkelakuan baik, mengasihi sesama dan melaksanakan perintah TUHAN..itupun jika Tuhan dan Surga itu benar-benar ada he..he. Nilai agama yang anda maksud mungkin lebih kepada nilai-nilai yang dikonstruksikan secara turun temurun, -seolah satu-satunya cara menyempurnakan kebahagiaan manusia baru terwujud apabila manusia itu menikah.
Yup zaman penuh godaan..tidak hanya godaan seksual tapi juga godaan korupsi, memfitnah, merampok bahkan membunuh. Kalo dunia ini gak ada godaan ya gak seru :) Bukankah karena itu kita jadi terpanggil sebagai ciptaan Allah yang teruji apakah masuk nominasi? :)

Tapi untuk kasus Mbak, kok Keputusan Mbak masih mau sih nunggu Si Doi yang katanya harus membujang sampai cita-citanya terlaksana? Lantas nilai-nilai feminsime-nya mana nih ? Hehehehe, cinta memang kadang membutakan yah ?

Cinta mungkin sama butanya dengan keadilan di dunia ini:) Namun orang yang sabar menunggu sesuatu yang berharga, saya rasa tidak ada hubungannya dengan feminisme. Kecuali saya terpenjara dalam sebuah rumah tangga yang penuh dengan kekerasan..maka saya tidak layak menyebut diri feminis :)

Yang kedua, bukan maksudku menyamakan feminisme dengan sex bebas, sama sekali tidak. Cuman keterbatasan menjelaskan di SMS lah yang membuatku tidak bisa menuangkan penjelasan buat Mbak Carol. Kalau Mbak menilaiku seperti itu memang gak salah. Sebab masih ada pandangan yang menyamakam gerakan feminisme sebagai gerakan yang tak beda dengan kelakuan flower generation di era 70-an.

Jawaban;Jika anda lebih banyak membaca buku2 dan fakta sejarah maka anda akan lebih paham tentang gerakan feminisme di Indonesia, yang pada suatu masa dikop oleh sebuah gerakan lain yang mendompleng shg membuat interpretasi buruk. Itu kan hanya akal-akalan sebuah rezim masa lampau yang harus dicari lagi bukti2 nya. Feminisme dan seks bebas tidak ada hubungannya. Begitu banyak manusia yang bukan feminis bahkan tidak tau apa itu feminisme melakukan seks bebas :) Hanya karena seorang feminis sadar dan tahu akan pilihan bebasnya bukan berarti dia seorang free sex.

Dan aku rasa feminisme juga marak muncul di dekade 70-an bersandingan dengan munculnya flower generation. Angin feminisme yang dominan berhembus dari barat juga ikut andil dalam kristalisasi pandangan ini. Aku rasa harus dibedakan antara budaya dan kebiasaan serta nilai yang dianut dengan faham feminisme itu sendiri. Bisa jadi seorang penganut feminisme yang berasal dari Norwegia misalnya, suka one night standing karena hal tersebut lumrah di negaranya.

Jawaban: Anda keliru mengatakan feminisme muncul dari barat. Dari buku2 yang saya baca tentang sejarah, feminisme bahkan sudah ada di abad ke 13 di negara ini dan negara2 asia lainnya. Melalui catatan perjuangan kaum perempuan dalam cerita raja2, terutama dalam membela kehormatan bangsa. Hanya saja istilah feminisme baru muncul pada abad 19-an seiring dengan gerakan pengorganisasian perempuan dunia.

jawaban: one night standing? Apakah karena feminis dia melakukannya?atau karena melakukannya dia disebut feminis? ada-ada saja!

ha..ha..anda harus hati2 menghakimi orang lain.saya rasa malah para lelaki dan perempuan saat ini biasa melakukannya di kota-kota besarbahkan kota kecil. Saya punya datanya dari kliping koran demi sebuah kebanggan dan trend global :)well, saya tidak ingin ingin terjerumus,menempatkan diri sebagai penjaga moral dalam hal ini.

Tapi tentu sekali lagi feminisme bukan sex bebas. Dan tak semua penganut feminsime juga penyuka sex bebas. Jadi sekali lagi kutegaskan jika aku tidak menyamakan feminisme dengan sex bebas ! Buktinya Mbak Carol, feminis tapi bukan penganut sex bebas kan.
Nah anda sudah menjawab sendiri kesimpulan anda. Kalo saya menganut sex bebas, memangnya kenapa? Apakah mengetahui bahwa saya masih virgin akan menghibur anda? please deh..
kebanyakan laki2 terjebak dalam asumsi moral yang keliru dalam menilai perempuan lajang berumur :) he..he so berhentilah mendefinisikan hidup seorang perempuan menurut kacamata anda..harus begini begitu. Mudah2 an anda berbakat jadi laki2 feminis yang mulai membuka diri, mulailah dengan menyadari dan menerima bahwa alat kelamin perempuan bukan sesuatu yang harus "anda atur" bagaimana menggunakannya, karena organ itu ada dalam tubuh kami :)

Kiranya sudah banyak yang kutuangkan di surat ini, semoga menjadi pembuka bagi diskusi-diskusi yang lain yang aku harapkan dapat membuka cakrawala pemikiranku. Bukan hanya untuk feminisme belaka, namun untuk hal yang lain juga. Sekali lagi mohon maaf dan terima kasih atas kesediaannya berdialog.
(h, 31, Jember)
sebelum kita sama sederajat, setara, tanpa asumsi anda yang miring tentang feminisme..apakah bisa kita diskusi? hiks

Sunday, August 19, 2007

MENJADI LEGENDA (bagian I)


Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. (II Korintus 3 : 17)


Dalam Kamus Bahasa Indonesia tertera arti legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah.

Dalam bahasa dan pemikiran saya “melegenda” (menjadi legenda), berkaitan dengan peristiwa atau kisah terkenal, menjadi peristiwa bersejarah yang dikenang banyak orang, diceritakan turun temurun, berhubungan dengan perjuangan, kepahlawanan, sesuatu yang heroik, hebat, berguna dan dirasakan semangatnya hingga sekarang dan sebagainya.

Saya tidak tahu ada berapa banyak manusia di dunia ini yang bercita-cita menjadi LEGENDA. Dalam sebuah film yang saya tonton, diceritakan seorang laki-laki yang memilih mengaku menjadi seorang legenda tokoh kriminal Sommersby dan mati karena hukuman gantung, ketimbang menjadi diri sendiri, namun tidak terkenal (bukan siapa-siapa) -walaupun ada kesempatan baginya selamat dari hukuman mati asal dia mengaku bukan tokoh jahat itu. Lebih baik mati dan dikenang daripada hidup namun tidak menjadi apa-apa.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak pula manusia yang berkata “Saya ini bukan siapa-siapa, I’m nobody” atau “Saya tidak berambisi menjadi sesuatu, semua dijalani biasa-biasa saja.” Untuk golongan manusia saya membaginya menjadi dua jenis, yang Pertama justru merekalah orang-orang yang punya prestasi besar, cerdas, berbakat dan hebat dan itu sebuah cara untuk “merendah” atau Kedua bisa juga merupakan kesombongan tersembunyi oleh karena lebih suka mendapat pujian dobel. Sebab setelah pendengar mengetahui bahwa mereka hebat, maka yang muncul adalah hebat kuadrat he..he. dan mereka mendapat pujian dua kali lipat.

Golongan yang lain, adalah orang yang memang merasa bukan siapa-siapa, tidak punya motivasi entah karena malas, tidak semangat atau sedang mengalami kekecewaan yang parah sehingga kalimat-kalimat itu saya artikan sebagai kalimat yang keluar dari pribadi apatis. Bahkan ada juga beberapa orang yang berkata, “ Saya tidak akan jadi apa-apa.”

Terkait dengan hal itu, saya baru membaca sebuah tulisan yang mengangkat kisah WR Supratman- pengarang lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Lagu kebangsaan dapat dikatakan sebagai identitas sebuah negara, selain lambang negara dan bendera. Cara menyanyikan lagu kebangsaan tiap-tiap negara punya ciri masing-masing. Ada yang menempelkan telapak tangan kanan nya ke dada sebelah kiri, agar merasakan denyut janyung masing-masing diri di alam kemerdekaannya. Ada pula yang mengepalkan tangan kanannya membentuk sebuah tinju dan ditempelkan ke dada sebelah kirinya.

Untuk Indonesia, biasanya cukup berdiri dengan sikap sempurna. Jika memakai topi atau peci, biasanya sambil memberi hormat, ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan dengan tempo mars. Sedangkan jika tidak memakai topi, wajib bersikap sempurna dan dengan gagah menghadap ke depan.

Lagu Indonesia raya tidak diperkenankan dinyanyikan dengan suara satu, dua, tiga dan empat layaknya koor. Lagu Indonesia Raya harus dinyanyikan dengan satu suara dan penuh semangat. Lagu Indonesia Raya tidak diperkenankan dinyanyikan dengan bertepuk tangan atau berjoget.

Pikiran saya menerawang, apakah WR Supratman dulunya pernah membayangkan bahwa lagu ciptaan nya akan menjadi terkenal dan tersohor di dunia, karena dipakai sebagai lagu kebangsaan sebuah negara yang berdiri tahun 1945? Atau berapa lamakah proses pembuatan lagu ini, apakah beliau begadang berhari-hari ataukah dalam satu malam sudah jadi.

Tidak banyak orang, khususnya generasi muda yang mengetahui siapa Wage Rudolf Supratman. Padahal namanya dipakai dimana-mana, ada nama jalan, ada pula nama sekolah dan sebagainya. Bahkan seringkali dalam upacara-upacara resmi tidak pernah terlintas dalam diri kita untuk mengenang pengarangnya, yang karyanya tercatat sebagai momen penting dan bersejarah dalam perjalanan berdirinya suatu bangsa. Padahal selain sebagai pencipta lagu kebangsaan yang selalu dinyanyikan, Supratman juga seorang Pahlawan Nasional, penerima Bintang Mahaputra Anumerta III pada tahun 1961.

WR Supratman yang dilahirkan di Jatinegara Jakarta Tanggal 9 Maret 1903, juga seorang pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sebab sejak mudanya beliau sudah akrab bergaul dengan kaum pergerakan atau pejuang kemerdekaan.

Ketika dilahirkan beliau diberi nama Supratman. Nama Wage menurut wetonan atau hari lahir berdasarkan kalender Jawa, dan nama Rudolp adalah pemberian abang iparnya HM Van Eldik, suami dari kakaknya yang tertua Roekijem Soepratijah. Jadi lengkapnya Wage Rudolp Supratman. Nama ini diperlukan agar dia bisa diterima di sekolah Belanda (ELS atau Europeesche Lagere School)

Namun beliau tidak lama di sekolah ini, karena kemudian ketahuan bahwa dia bukan anak seorang berpangkat dan bukan pula anak kandung Van Eldik. Jadi bukan langsung keturunan Belanda. Tapi selama ikut dengan kakaknya di Makassar, dia tertarik pada soal-soal politik, soal perjuangan, soal kemerdekaan, dan diapun rajin menghadiri rapat-rapat atau ceramah-ceramah yang diadakan kaum pergerakan.

Apalagi setelah dia mengetahui bahwa nenek buyutnya adalah pengikut atau perwira dari pasukan Pangeran Diponegoro yang berperang melawan Belanda. Ketika kembali ke Jawa, terutama di Kota Bandung, Jakarta dan Surabaya dia turut aktif dalam aktivitas kaum pergerakan. Dia malah menjadi wartawan surat kabar “Kaum Muda” kantor berita Alpena dan terakhir wartawan harian Sin Po.

Beliau dikenal sebagai wartawan militan yang rajin menghadiri dan meliput rapat-rapat partai politik, antara lain PNI (Partai Nasional Indonesia) dan Parindra (Partai Indonesia Raya). Tulisan dan kritiknya terkenal tajam menyoroti kepincangan-kepincangan pemerintah kolonial Belanda. Tak heran jika beliau jadi incaran PID (Politieke Inlichtingen Dienst) atau polisi rahasia kolonial Belanda.

Selain itu Supratman juga seorang seniman, baik seniman pencipta lagu (komponis) maupun sastrawan. Cukup banyak lagu yang diciptakannya yang semua bernada perjuangan, membangkitkan semangat bangsa Indonesia seperti lagu Mars KBI, Mars Surya Wirawan, Parindra, Di Timur Ada Matahari, Ibu Kita Kartini, Dari Barat sampai ke Timur dan yang terpenting Indonesia Raya yang kemudian resmi menjadi lagu kebangsaan Indonesia.

Memang benar lagu ini tadinya terdiri dari tiga stanza, tapi yang resmi menjadi lagu kebangsaan adalah stanza I. Lagu ini untuk pertama kali diperdengarkan di hadapan publik adalah pada Konggres Pemuda II 28 Oktober 1928 dan mendapat sambutan luar biasa dan langsung diputuskan dalam konggres tersebut sebagai lagu kebangsaan bangsa Indonesia.

Sebagai sastrawan Supratman sudah mengarang roman yakni Perawan Desa, Darah Muda dan Kaum Fanatik. Meskipun namanya sangat terkenal sebagai komponis, pejuang dan wartawan namun dari segi materi dapat dikatakan miskin, gajinya sebagai wartawan 35 gulden per bulan, sama sekali tak mencukupi. Penghargaan yang diterimanya setelah Indonesia merdeka, tidak dapat dinikmatinya karena WR Supratman jatuh sakit dan meninggal dunia tanggal 17 Agustus 1938 di Surabaya. Tidak meninggalkan keturunan. Tidak juga mewariskan kekayaan materi. Itulah pejuang!
Apakah memang untuk menjadi LEGENDA, seseorang harus mengalami kesendirian?

dari berbagai sumber

The sound of NASIONALISME


biar saja ku tak seharum bunga mawar
tapi slalu kucoba tuk mengharumkanmu

Merah Putih terus lah kau berkibar
di ujung tiang tertinggi
di Indonesia ku ini
ku kan slalu menjagamu

demi kehormatan bangsa
demi tumpah darah semua pahlawan

Barangkali Nasionalisme itu bagaikan menonton film Sound of Music. Film legendaris yang berkali-kali saya tonton sepanjang hidup saya, tapi tetap saja memunculkan makna baru, kesan lebih mendalam atau juga makna yang lain, yang mungkin agak berbeda tergantung waktu dan kondisi kita pada saat menonton.

Dulu sewaktu anak-anak, saya menganggap film ini menyenangkan, karena di sepanjang film banyak kejadian lucu, pemainnya anak-anak, permainan lagu yang mengesankan terutama lagu do re mi yang terkenal di dunia. Beranjak remaja, saya menganggap film ini cerita romantis-saat anak gadis Kapten Von Trapp punya kekasih yang tentara. Bahkan seorang teman saya-saking terkesannya malah pernah menghayal bernasib seperti Mary Von Trapp, seorang suster yang keluar dari biara karena menikah dengan duda ganteng dengan anak-anak yang nakal, seperti dalam cerita itu. Wealaaaaahhhh!

Saat kuliah saya menyaksikan film ini sebagai karya musik yang luar biasa, tidak saja pada zamannya, namun hingga kini- sehingga timbul ide membuat semacam opera yang lagu-lagunya dimodifikasi berdasarkan musik film tersebut. Hasilnya? Lewat begadang selama sebulan lahirlah opera paskah di kampus-dengan saya sebagai penulis merangkap sutradaranya, menjadi tontonan dan kenangan manis pada acara peringatan paskah sekitar tahun 89-an.

Dan pada kelanjutannya, setelah berkali-kali menonton barulah saya menyadari bahwa film ini memuat pesan pendidikan politik, sebuah sejarah besar, sebuah kesetiaan dan perjuangan membela negara, membela kehormatan harga diri dan bangsa, sebuah strategi perang cerdik, sebuah contoh pengkhianatan, sebuah ketulusan, keberanian, kerelaan, keimanan, sebuah kesadaran kepahlawanan, seperangkat pesan dan ajaran menjadi nasionalis sejati, sehingga wajar menurut saya jika setiap orangtua wajib menyimpan film “lama” ini sabagai koleksi karena film ini memuat lengkap segala hal baik.

Nasionalis secara umum diartikan sebagai orang yang memperjuangkan kepentingan bangsanya, pecinta nusa dan bangsa sendiri. Sedangkan Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, kesadaran keanggotaan di suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa, diartikan juga sebagai semangat kebangsaan.

Menjelang Peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2007, berbagai media mempertanyakan tentang nasionalisme bangsa, dengan mengungkapkan beberapa fakta penurunan kualitas kebangsaan.

Seberapa ingatkah kita akan pengalaman memperingati kemerdekaan dari tahun ke tahun? Mari kita kembali ke film Sound of Music. (bersambung).

Wednesday, July 11, 2007

PENGALAMAN BERISTRI


Suatu sore yang dingin, Saya melewatkan waktu makan capcay goreng di sudut kota siantar yang dalam sebulan ini sering terjadi pemadaman listrik. Sendirian.Kadang kesendirian itu memang hampa tatkala kita membayangkan beberapa orang di sana mungkin menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat, keluarga bahkan bersama seorang suami atau istri baru.


Entahlah. Toh berita media akhir-akhir ini tidak sedikit memuat fakta ada istri yang mencipratkan soda ke muka suaminya, padahal baru menikah 4 bulan, atau seorang suami yang tega membunuh istri dan bayi dalam perutnya karena cemburu..padahal mereka baru menikah 6 bulan? Hiii!!


Seorang pendeta yang baru sebulan menikah tiba-tiba mengirim sms ke hp saya. Wah ada apa neh..? Singkat cerita kami janjian ketemu di rumah saya, dengan pesan tegasnya untuk membawakan mie goreng dan bir kaleng. ups! Siapa bilang pendeta tidak boleh minum bir?

Sudah sebulan kami menikah, katanya.

Aku berupaya membebaskannya dari pengaruh orangtuanya.

Tak jarang dia melawan aturan-aturan yang sudah kuumumkan

Dia terbengong-bengong (bahkan jangan-jangan menyesali) setelah melihat kondisi asliku

Mungkin aku ingin mengujinya dengan kondisi susah selama ini

Aku kehilangan semangat sebulan ini (mungkin karena asik memulai kehidupan baru -kataku)

Kami kan tidak harus melewati waktu bersama-sama?

Siapa bilang pendeta gak boleh nonton film porno atau kentut sembarangan?

Kenapa dia keberatan ketika aku ingin sendirian membaca buku dan menyuruhku tidur?

Aku tidak pernah mempunyai motivasi memperalatnya-kenapa orang-orang menuduhku demikian?

Wah orangtuanya sudah intervensi, demi supaya anak gadisnya tidak sengasara, mau memindahkan tugasku..itu sudah keterlaluan! aku terluka tapi masih kutahan

Aku kasihan melihat dia tidak senang dengan kondisiku yang tidak punya lemari dan tempat tidur layak, bahkan tubuhnya gatal-gatal

Apakah aku mampu membuatnya bahagia? apakah dia berbahagia bersamaku? sampai kapan dia bertahan?

So..(apakah sekarang dia baru sadar bahwa aku lah yang cocok menjadi istrinya?) Nop! Dia sangat mencintai istrinya demikian sebaliknya.
Tidak seperti kekasih abadiku yang bilang : "Bagaimana mungkin? Aku menderita bersamamu sebab perasaanku padamu tidak seperti perasaan seorang suami terhadap istri."
Bagaimanakah perasaan suami terhadap istri itu? Aku tidak tahu. Mmenjadi raja yang dilayani? Bergairah terus menerus? memujanya setiap hari sebagai pribadi tanpa kekurangan? ataukah hubungan antara seorang yang mengendalikan terhadap yang dikendalikan? seorang yang kuat melindungi yang lemah lembut? Ataukah hubungan penguasa dan si penurut?

Adakah film yang bisa kubawa? katanya (Maksud hati pendeta menghiburku malah aku yang menghiburnya he..he) Aku memilihkan sebuah judul "after the wedding" sebuah film tentang aktivis yang harus memilih antara pengabdian dan tanggung jawab keluarga. Kukatakan..mataku sampai bengkak-bengkak menontonnya. Semoga saja dia kembali semangat. Seorang istri baru yang menemani seharusnya memberi semangat. Entahlah aku tak yakin apa yang berkecamuk dalam hatinya.

Dia memasuki kamarku. Aku kesini hanya untuk mengenang. Namun keris di dindingmu menakutkan, katanya. Aku hanya tersenyum mengerti. Sebuah kenangan akan membuatnya hidup beberapa bulan ini. Kurasa. Aku hanya bersyukur keris itu ada disana, setidaknya malam ini.

Mungkin Pengalaman Beristri itu bisa dengan indah tertuang dalam sajak Mardi Luhung, seorang penyair dari Gresik yang membuka ruang sadar saya-menuliskannya untuk "kekasih abadi" saya yang kini tengah bingung karena kecemasan nya yang tidak beralasan "takut terpenjara oleh saya" well.., dalam bahasa sana kalo kita bilang membebaskan itu malah berarti memenjarakan secara tersirat. Entahlah.

PENGALAMAN BERISTRI

Telah aku loloskan sebagian ruhku, dan aku sapukan ke wajahnya.

Dan wajahnya yang putih kini sedikit terbakar. Dan ada gurat

di pipinya. Seperti gurat kecapi yang selalu aku petik di pagi

hari. Akh, apa memang dia mimpiku? Tapi mengapa terlalu nyata

bagi dirku. Dan apa memang dia bintangku? Di langit mana

dia pernah aku letakkan? di barat, utara, selatan ataukah timur?

Ketika berdekatan, nafasnya memburu membunuhku. Akupun mati

berkali-kali. Hidup berkali-kali. Apa dunia yang aku pijak

miliknya? Apa dunia yang aku buang dirampasnya? Ada merpati

yang selalu muncul dari badannya. Selalu mengibas. Selalu dan selalu

membuatku gemetar. Di depannya, apa aku lelaki atau

bukan? Dia mengalahkanku pelan-pelan. Pelan-pelan sekali.

Jika dia pergi, aku mendesir. Aku buru dia, dia pun balik

ke rumah. Dia mawar sekaligus duri. Duri tapi aku suka sekali

dilukai. Dan setiap dia berkalimat, aku hilang bahasa. Dia

memang ahli, aku ingin lebih ahli. Dia menampik, bagaimana aku

lebih ahli menampik? Seluruh bau miliknya terasa begitu melekat.

Tapi bagaimana seluruh bau milikku? Apakah juga melekatinya?

Dia memang memujaku, tapi aku hilang rupa. Tak berbekas.


Gresik, 2007 Mardi Luhung

Wednesday, July 04, 2007

MARI BERMIMPI LAGI…, MIMPI BARU


tamparan malaikat Tuhan
tidak menjadikanku seperti Herodes
yang mati karena tidak bersedia memberi hormat
dan aku mulai bermimpi lagi
dalam kebebasan dan ketidaksempurnaan
seorang manusia yang mencintai kepedihannya

(caroline pintauli)


Pernahkan anda bermimpi dalam tidur? Pasti pernah. Namun biasanya anda lupa mimpi anda semalam-jika tidak terlalu seru. Atau jika anda ditanya beberapa jam kemudian, anda tidak mengingat mimpi itu seutuhnya.

Namun saya tidak begitu. Saya masih mengingat mimpi saya sewaktu kecil, sewaktu SD, sewaktu bertemu malaikat, sewaktu mati-roh saya meninggalkan tubuh melesat ke udara, sewaktu bertemu beberapa hantu ataupun makhluk halus lainnya, sewaktu merindukan orangtua saya, sewaktu melihat kejadian lampau, sewaktu seolah bertemu leluhur saya yang menyimpan emas, sewaktu sebelum keponakan saya meninggal, sewaktu ribuan ular mengepung saya dalam sebuah pulau dan berbagai mimpi seru lainnya.

Kenapa begitu? Saya sendiri tidak tahu.

Kata orang, alam bawah sadar kita yang membuat kita bermimpi, termasuk keinginan-keinginan yang terpendam. Sebagian orang berkata, mimpi itu bisa merupakan firasat atau tanda kejadian yang akan datang, sebuah pesan, sebuah ekspresi rasa tertekan dan sebagainya. Namun bisa saja mimpi tersebut hanya sebatas mimpi, numpang lewat dalam pikiran kita sebagai bunga-bunga tidur. Karena tidak semua orang, sengaja meluangkan waktu atau mau menyisakan waktu untuk menganalisis mimpi-mimpinya- di tengah kondisi yang serba cepat berubah dan tak menentu ini.

Namun kejadiannya menjadi aneh, jika seorang pemimpi seperti saya tiba-tiba berhenti bermimpi selama lebih dari 60 hari. Ada apa gerangan? Apakah saya tiba-tiba nyenyak tidur ataukah memang tidak tidur?

Yang pasti ini disebabkan bukan karena saya nyenyak tidur. Bagaimana mungkin seorang yang sedang bersedih dan terluka bisa nyenyak tidur? Setidaknya orang-orang terdekat saya menganggap begitu. Mereka menyebut saya orang baik yang ketimpa kemalangan. Mereka menyumpahi dan menghujat orang yang melukai saya-seolah keberadaan saya, kondisi saya, diri saya tidak pantas dilukai atau mereka gagal menemukan suatu alasan yang cukup relevan untuk seseorang bermaksud menyakiti saya.

Yup. Hidup ini seolah memang tidak adil kata teman-teman saya. Kenapa saya yang termasuk orang baik mengalami luka ini. Dari segi pandang teman-teman saya, mungkin seolah benar. Namun bagi orang yang melukai saya, itu adil, karena kehidupan saya selalu dipenuhi sukacita, keberuntungan dan kebahagiaan. Maka dia berasumsi sedikit luka justru merupakan keadilan. Ataukah dia berasumsi, dengan kondisi terluka mungkin saja saya akan berubah menjadi orang seperti dia? Orang-orang yang mengalami kepahitan dan kesakitan.

Dari sebuah buku saya dapatkan kalimat ini : yang dapat kita lakukan hanyalah mencoba bangkit melampaui pertanyaan ”mengapa itu terjadi?” dan mulai bertanya “apa yang dapat saya lakukan sekarang, sesudah hal itu terjadi”

Mampukan kita memaafkan dan mencintai orang-orang lain di sekitar kita, kendati mereka telah melukai kita dan membuat hati kita kecewa karena ketidaksempurnaan mereka?

Tanggapan itu dapat berupa respon Ayub dalam kisah Alkitab menurut versi MacLeish-memaafkan dunia atas ketidaksempurnaannya, memaafkan Tuhan atas ketidakmampuan-NYA menciptakan dunia yang lebih baik, mendekati orang-orang di sekeliling kita dan melanjutkan hidup tanpa mempedulikan itu semua.

Seorang teolog abad ini pernah menulis :

Ya Tuhan, tiada cukup kami hanya berdoa padaMU untuk mengakhiri peperangan; Sebab kami tahu, dunia ini telah Kauciptakan sedemikan rupa sehingga manusia harus menemukan jalannya sendiri menuju perdamaian dalam dirinya sendiri dan dalam diri sesamanya.

Ya Tuhan, tiada cukup kami hanya berdoa padaMu untuk mengakhiri bencana kelaparan; Sebab Engkau telah memberi kami segala macam sumber cukup untuk menghidupi dunia ini seluruhnya, asal saja kami dapat memanfaatkannya dengan bijak.

Ya Tuhan, tiada cukup kami hanya berdoa padaMU, untuk membasmi prasangka kami sampai ke akarnya, sebab telah Kauberikan mata kepada kami, untuk melihat kebaikan dalam diri semua manusia, asal saja kami dapat menggunakannya dengan benar.

Ya Tuhan, tiada cukup kami hanya berdoa padaMU untuk mengakhiri keputusasaan, sebab telah Kauberikan kekuasaan kepada kami untuk menggusur kemelaratan dan menegakkan harapan, asal saja kami menggunakan kekuasaan kami secara adil.

Ya Tuhan, tiada cukup kami hanya berdoa padaMU, untuk membasmi wabah, sebab telah Kau berikan budi cemerlang kepada kami untuk menemukan obat dan penyembuhan, asal saja kami menggunakannya secara konstruktif.

maka kami berdoa padaMU, ya Tuhan,
berilah kami kekuatan, keberanian dan niat yang kuat,
untuk berbuat, bukan hanya meminta,
untuk menjadi, bukan hanya mengharap belaka. (Jack Riemer-Likrat Shabbat)


Tuesday, June 26, 2007

Menjadi Istri Kepala Daerah? No thanks!


malaikat di sampingku mengingatkan tinggalkan dirimu
setanpun disampingku menyuruhku untuk bersamamu
ku cinta kau
ku tak bisa tinggalkan mu ataupun bersama mu

Suatu siang yang panas, ketika saya mengantri makan siang di sebuah restoran..datang sebuah sms.

‘Kak, lagi dimana? Ini kami pemuda gereja mau ketemu sekarang.’
Wah..ini permintaan atau perintah? Pasti urgent.
Ya sudah, mumpung saya ada waktu-karena di kantor mati lampu maka saya balas sms mereka.
‘Oke. Saya lagi di kota, kira-kira satu jam lagi, mau ketemu dimana?’
Sambil makan siang, saya berpikir…hmmm ada apa nich, tumben pada mau ketemu semenjak terakhir..kapan itu? bulan juli tahun lalu? Apa mereka mau pada mohon tinggal di rumah saya karena diusir?
Datang lagi sms ‘kami di sekretariat, kalau bisa kakak kemari atau mau ketemu dimana?’
Buset. Lagi-lagi ini permintaan atau perintah?
Saya balas ’oke bentar lagi saya datang.’

Setelah menghabiskan makan siang saya menuju kesana. Benarlah ternyata mereka mau bertanya apakah rumah kontrakan saya bisa dijadikan kantor untuk ruang baca para pemuda gereja-coz mereka butuh kantor yang luas untuk sekitar 50 orang.


Hmm kalau saja mereka minta hal ini sejak dulu-dulu tentunya jawaban saya akan berbeda. Bahkan itu cita-cita saya menjadikan rumah ini semacam pusat bertanya dan pusat baca buku.

Namun sudah banyak yang berubah semenjak saya trauma membuat rumah kontrakan saya sebagai Rumah Terbuka (baca: open house). Yang barang-barang hilanglah, yang buku dipinjam tidak baliklah, yang sembarangan pakai telepon lah..interlokal di siang hari lagi! Belum lagi soal orang-orang yang keluar masuk rumah, sehingga mengganggu privacy dan ketenangan saya, yang menjadikan rumah ini tempat kencanlah, bahkan pernah saya memfasilitasi pertemuan mulai dari makanan- yg saya masakin, plus cuci piring dan melayani layaknya pelayan restoran.Uh! Mau apa lagi anak-anak muda ini?


Kami meneruskan obrolan sambil menunggu listrik menyala. Dalam 2 minggu ini memang kota siantar menjadi kota menyebalkan. Bayangkan jam 3 pagi setiap hari listrik mati secara bergilir, baru menyala sekitar pukul 10 pagi..saat saya berangkat ke kantor maka pemadaman bergilir mengenai kantor saya sampai sekitar pukul 14. Lalu sambil menunggu listrik nyala di kantor maka saya mengerjakan kliping berita dari koran dan membaca buku. Jika belum menyala maka saya menyempatkan diri ke rumah sekedar mengecek. Ternyata di rumah pun listrik kembali mati hingga pukul 6 sore atau bahkan pukul 7 malam. Kalau masih beruntung maka tidak akan ada lagi pemadaman sampai jam 3 pagi, jika sedang sial maka sekitar pukul 10 malam akan terjadi pemadaman lagi!!!!! Ya ampun itupun kalau masih untung sekalian air ledeng mati juga dari pagi hingga jam 11 siang. Kalau ledeng pas nyala kita sudah ke kantor dan tidak ada yang menunggu air. Jadi bayangkan betapa menyebalkan kota siantar akhir-akhir ini.


Walhasil kami ngobrol ngalor ngidul siang itu, ditemani dua pendeta yang masih lajang. Dari mulai soal simalungun, sejarah sampai politik. Soal gereja, soal klenik, soal pernikahan, soal cinta, soal roh leluhur, soal menjadi orang besar, soal goliat yg pernah dalam sebuah film dikalahkan oleh xena.
Wah yang dibodohi film atau alkitab yang salah.hi..hi..hi.


Ngobrol punya ngobrol akhirnya kita sampai pada pembicaraan menggelikan soal istri kepala daerah. Mau gak atau pernah gak punya cita-cita jadi istri kepala daerah? Tanya kenapa? Katanya menjadi istri kepala daerah, jika gatal.. menggaruk pun harus punya “metoda halus dan sopan”
Oh ya? yang bagaimana itu metoda halus ? tanya saya.

Yach..musti pelan-pelanlah..jangan kasar-kasar macam perempuan kampung, menggaruk keras-keras bahkan sampai diangkat pula bajunya di depan publik. Hi..hi..hi saya tidak bisa menahan tawa membayangkan kalo saya jadi istri pejabat..pasti banyak mendapat protes karena penampilan saya yang cuek, sambil mengingat-ngingat apa kebiasaan jelek saya di depan umum.


Ada satu lagi kata mereka. Kalo jadi istri kepala daerah itu gak boleh tertawa ngakak, gak boleh 1]congok kalo makan.

Wakakkaaaaak…!!! tawa saya meledak. Ingat ketika jamuan makan malam Bulan Agustus tahun 2003 dalam rangka Hari Kemerdekaan, saya sempat dikomentari Pak Walikota saat itu yang bilang: wah banyak sekali makannya?


Walau cuma becanda..namun artinya dalam. Rupanya trik kalo jadi pejabat-termasuk juga menjadi KPUD itu harus makan di rumah dulu, sehingga ketika jamuan di depan publik, hanya mengambil makanan sedikit saja-sekedar nyicip istilahnya, biar tidak kelihatan rakus dan tidak kampungan he..he..he. Lebih parah lagi kalau ada istri kepala daerah yang belum apa-apa sudah main bungkus makanan aja, karena katanya seharusnya ibu kepala daerah harus beda, tidak seperti ibu-ibu siantar pada umumnya. Ah, enggak semua begitu.
Jangan-jangan istri kepala daerah itu tidak boleh berperut buncit. He..he..he lagi-lagi saya tak tahan menahan geli. Lha iyalah..mosok jadi istri kepala daerah gak punya duit buat sedot lemak, operasi plastik dsb.
Ngomong-ngomong perut buncit saya punya pengalaman lucu sekaligus menjengkelkan. Bayangkan setiap mau masuk menyerahkan kertas boarding di ruang tunggu, hampir selalu pegawai nya bertanya: “Ibu sedang hamil?”
Mula-mula saya jawab ” Ah tentu tidak.”

Besok-besok lagi ada yang bertanya serupa saya jawab :” Ah tidak, saya masih perawan kok!” dan raut wajah mereka menjadi merah padam.


Tapi yang terakhir kemarin, ada juga pegawai bandara yang bandel dan kurang ajar menurut saya. Kebetulan saya bersama teman lama yang menemani di ruang tunggu karena pesawatnya transit di jakarta, tentu saja kehadirannya membuat saya jadi lebih berani.
“Maaf ibu sedang hamil?”
“Oh tidak.”
“Lho kok perut ibu besar?”
Mana saya tahu, tanyalah Tuhan?” dan kami ngakak sepanjang sore itu diiringi muka masam petugas. Rasain lo!

Masih mending jadi istri walikota atau bupati, jadi istri Gubernur apalagi! Jangan-jangan kita bersin pun musti dengan tehnik halus-seperti menggaruk (bagaimana pula bersin dengan tehnik halus?) Apalagi saya punya kebiasaan makan bakso dan es kelapa di warung pinggir jalan, makan es krim sambil jalan kaki, nongkrong sama abang becak dan pedagang kaki lima.Oalah..


Kenapa begitu?, karena dengar-dengar mantan kekasih saya mau jadi gubernur bahkan wakil presiden hi..hi no thankslah! Saya tidak berbakat untuk itu. Yang paling membahagiakan saya adalah benar-benar orang yang bisa menolong orang lain, jadi rakyat yang walaupun miskin tapi merasa terhormat karena dapet duit bukan dari merugikan orang lain.


Bukan seperti pejabat-pejabat sekarang..pas udah masyarakat ribut baru turun ke lapangan melihat penderitaan rakyat, berkantor di daerah bencana untuk sekedar tebar pesona, agar mendapat simpati publik, agar bisa dipilih lagi tahun 2009. Uh..terlambat Pak, Bu!


Sebenarnya bukan hal-hal teknis seperti itu yang membuat saya ANTI menjadi istri kepala daerah atau apapun yang berhubungan dengan kekuasaan. Korupsi dan Selingkuh Bo!. Itu sudah menjadi hal lumrah bahkan jangan-jangan dilegitimasi masyarakat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa menjadi kepala daerah (baca: pemegang kekuasaan) sangat rentan dengan godaan-godaan duit, baik karena terpaksa, solider ataupun rakus (baca: khilaf). Yang alasan lobby lah, alasan gak enak menolak fasilitas pejabat, yang menyenangkan bos lah, yang demi kebaikan korps lah, yang demi menutupi biaya-biaya tak terduga, biaya tamu, ikut trend biar keren dsb.


Makanya kemaren setelah saya tahu mantan kekasih saya punya minat dan ambisi menjadi orang nomor satu di daerahnya, maka saya lebih baik mundur-tepatnya mundur teratur and tau diri, karena tidak bisa memenuhi syarat-syarat beliau, tidak bisa memenuhi impiannya (baca: ditolak mentah-mentah karena saya bukan tipe idealnya) No thanks, karena saya yakin, saya akan berubah menjadi seorang istri/perempuan yang kehilangan identitas. Trust me. Apalah arti duit dan kekuasaan tetapi hati tersiksa karena dijadikan obyek pendukung untuk alasan-alasan politis, apalagi kalau sejak awal sudah ada rencana mau poligami.


Maksud lo si anu…? Wakakakkkkkkk….! Plis dech!


Ah..saya merindukan pengacara kampung yang dulu itu…



[1] Congok bhs medan = rakus

Sunday, June 24, 2007

DIA tidak cocok..




Ini kutipan yang menyukakan hati-diambil dari buku A. Camus-Pergulatan dengan Absurditas. Buku yang bagus dibaca untuk orang yang ingin kembali menemukan Raksasa dalam dirinya.



Kutipan chestov yang pantas mendapat perhatian: "Satu-satunya jalan keluar yang benar adalah justru dimana menurut penilaian manusia tidak ada jalan keluar. Jika tidak, mengapa kita membutuhkan Tuhan? Kita hanya berpaling pada Tuhan untuk memperoleh yang tidak mungkin. Sedangkan untuk hal yang mungkin manusia saja sudah cukup."


Pada akhir analisisnya yang penuh gelora ia menemukan absurditas dasariah dari seluruh eksistensi, Chestov tidak mengatakan: "Inilah hal absurd", melainkan Inilah Tuhan: kepada-Nyalah manusia pantas menyerahkan diri, meskipun Dia tidak cocok dengan kategori rasional kita yang manapun."


Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? (matius 6:27)

Jika anda tahu bahwa Anda harus menunggu, mengapa tidak memilih untuk menikmati hidup ini sambil Anda menunggu? Mengapa tidak bergembira sementara Tuhan sedang bekerja mengubah sesuatu?

ANTUSIASME 2008

Sungai dan laut bisa merajai ratusan lembah adalah karena mereka lebih rendah dari lembah-lembah-lembah lainnya, maka mereka menjadi pemimpinnya.

sebab itu, kalau ingin mengatasi manusia bicaralah dengan gaya merendah, kalau ingin memimpin manusia, bicaralah dengan gaya seoloah-olah dirimu tertinggal di belakang.

Begitulah orang suci berada di atas tanpa memberatkan manusia lainnya, berada di depan tanpa menghalangi manusia lainnya, berada di depan tanpa menghalangi menusia lainnya maka seisi dunia merasa bahagia dan tak bosan mendorongnya.

Karena ia tak bersaing, maka ia tak tersaingi.. (laozi)